Tampilkan postingan dengan label fanfic. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fanfic. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 April 2013

Cause I Love You


Author ::: Riska Junaini
Genre ::: Marriage, Romance, Sad
Lenght ::: Oneshoot
Rate ::: Teen
Cast ::: Choi Seung Hyun & Park Bom

~~~

Menikah adalah hal yang diimpikan setiap manusia,apalagi jika menikah dengan orang yang kita cintai. Sungguh! Itu benar-benar menyenangkan. Tapi bagaimana jika kita menikah dengan seseorang yang tidak kita cintai? Atau karena sebuah keterpaksaan?

Itulah yang kualami. aku merasa aku bukan namja yang beruntung. Orangtuaku menjodohkanku dengan seorang yeoja yang sama sekali tidak aku cintai. Kami dijodohkan karena orangtuaku dan orangtua yeoja itu memiliki sebuah usaha bersama. Nama yeoja itu adalah Park Bom, kuakui ia memang cantik tapi jujur aku sudah mencintai yeoja lain. Rasanya aku ingin menolak ketika appa-ku memaksaku untuk menikah dengan Bom, tapi aku tidak bisa melawan kehendak appa-ku, aku menyayangi orangtuaku karena itu aku tidak ingin mengecewakan mereka. Ya! Aku harus mengorbankan kebahagiaanku demi kedua orangtuaku yang sepertinya tidak peduli dengan perasaanku.

Aku baru saja menyelesaikan aktivitas mandiku. Aku keluar dari kamar mandi dengan handuk yang kulilit di pinggang sampai lutut, Bom masih tertidur pulas. Tentu saja, jika Bom sudah bangun dari tidurnya, aku tidak akan bertelanjang dada seperti ini. Entahlah, aku merasa malu jika bertelanjang dada seperti ini di depan yeoja. Aku segera memakai pakaianku, setelah itu aku keluar rumah untuk berolahraga. Aku suka lari pagi seperti ini, membuatku lupa akan hal-hal yang membuatku bosan. Seperti biasa, aku selalu melewati rumah Hyori ketika jogging seperti ini. Hyori adalah mantan kekasihku, ia yeoja yang seksi. Dialah yeoja yang selama ini kucintai, tapi hubungan kami harus berakhir karena pernikahanku dengan Bom. Aku merasa Bom sudah menghancurkan semua rencana indahku dengan Hyori, sungguh! Aku benci mengingat hal ini.

Rumah Hyori tampak sepi, sudah dua hari aku lewat di depan rumahnya, dan rumahnya selalu terlihat sepi. Biasanya, ia selalu menyiram bunga setiap pagi. Aku mulai merasa bosan, aku putuskan untuk kembali ke rumah.

~~~

Aku baru saja bangun dari tidurku dan mendapati Seung Hyun tidak ada di rumah. “Mungkin ia sedang jogging seperti biasa” batinku. Aku membereskan kamar dan rumah, kemudian segera mandi dan memasak makanan untuk suamiku. Aku mendengar langkah kaki seseorang yang berjalan menuju dapur. Benar saja, ternyata itu Seung Hyun. Ia mengambil minuman di kulkas kemudian meneguknya. “Omona, seksi sekali…” gumamku ketika melihat Seung Hyun meneguk minumannya dengan keringat yang bercucuran di dahinya.

“Um, Seung Hyun-ah. Kajja sarapan”  ucapku gugup. Aku selalu gugup ketika berbicara dengannya. Ia duduk di meja makan kemudian memakan makanan yang telah kusiapkan dengan lahap. “Aku akan ke rumah Jiyong” ucap Seung Hyun sambil melahap makanannya tanpa melihat ke arahku. “Boleh aku ikut?” tanyaku dengan sedikit rasa cemas. “Ne” jawabnya. Aku tersenyum, ternyata ia mengizinkanku untuk ikut dengannya.

Seung Hyun sudah menungguku di mobil, aku mempercepat langkahku kemudian duduk di belakang Seung Hyun, Seung Hyun yang menyetir. Aku tidak berani duduk di sampingnya, aku tau Seung Hyun tidak menyukaiku, jadi aku tidak boleh mengganggunya. Setelah 15 menit perjalanan, kami akhirnya tiba di rumah Jiyong.

“Seung Hyun-ah…” ucap Jiyong girang saat melihat kedatangan kami. Seung Hyun hanya tersenyum. Seung Hyun benar-benar namja yang ‘cool’, mungkin karena itu aku tidak menolak ketika orangtuaku menjodohkanku dengannya. Sebenarnya, sejak pertama melihat Seung Hyun aku sudah jatuh hati padanya, hanya saja aku selalu menutupi perasaanku karena aku takut Seung Hyun akan semakin membenciku ketika mengetahui tentang perasaanku. “annyeong haseyo…” sapa Jiyong padaku sambil membungkuk. Aku tersenyum kemudian membungkuk. “Masuklah, kebetulan Dara memasak makanan yang enak hari ini” ucap Jiyong. “Gomawo Jiyong-ie. Tapi, kami sudah makan” ucap Seung Hyun.

Kami masuk ke dalam rumah keluarga Jiyong. Foto-foto pernikahan Jiyong dan Dara tampak menghiasi dinding-dinding rumah ini. Aku merasa iri, rasanya aku juga ingin memajang foto pernikahanku dengan Seung Hyun, tapi aku takut Seung Hyun marah, jadi aku urungkan niatku. “Kajja makanlah, aku membuat jagung bakar untuk kalian” tawar Dara. “Aku suka jagung” ucapku ceplos.

~~~
 
“Aku suka jagung” ucap Bom ketika melihat Dara membawakan kami jagung bakar. Yeoja ini memang sangat tergila-gila pada jagung, aku tidak tau kenapa itu istimewa menurutnya? Ah entahlah, itu bukan urusanku. Sebenarnya, aku datang ke rumah Jiyong karena ada hal yang ingin aku tanyakan. Aku berjalan ke taman di belakang rumah Jiyong, diikuti dengan Jiyong di belakangku.

“Apa yang ingin kau tanyakan Seung Hyun-ah?” Tanya Jiyong. “Apa kau tau kabar terakhir tentang Hyori?” tanyaku. Bukannya menjawab pertanyaanku, Jiyong malah membulatkan matanya, ia tampak kaget. “Wae?” tanyaku lagi. “Seung Hyun-ah, bukankah kau sudah memiliki istri? Untuk apa kau menanyakan kabar Hyori?” Jiyong tampak tidak suka dengan pertanyaanku. “Aku hanya ingin tau kabarnya saja Jiyong-ie, dan apa kau tau? Sejujurnya, aku masih menyukai Hyori, karena itu aku menanyakan kabarnya” ucap jujur.

“Kau tidak boleh seperti ini Seung Hyun-ah. Kau harus melupakan Hyori dan belajar untuk mencintai Bom. Bom lebih baik dari Hyori, aku yakin itu” ucap Jiyong. “Kau tidak tau rasanya menjadi diriku Jiyong-ie. Bagaimana mungkin aku melupakan Hyori begitu saja, setelah aku berpacaran dengannya selama 3 tahun. Dan aku belum bisa mencintai Bom, menurutku ia tidak menarik” ucapku dengan raut wajah kesalku. Jiyong menepuk bahuku memberi semangat. “Bom mencintaimu, kau akan bahagia dengannya” ucap Jiyong. Aku menepis tangan Jiyong dari bahuku, dan berdecak kesal. “Ia mengganggu hidupku!” ucapku kemudian kembali ke dalam rumah Jiyong.

~~~

“Dara-ah, kau terlihat cantik dengan gaun ini” ucapku saat melihat foto pernikahan Jiyong dan Dara. Hanya ada aku dan Dara di ruang tamu, Jiyong dan Seung Hyun duduk di taman belakang. “Kudengar kau juga sedang hamil, apa itu benar Dara-ah?” tanyaku penasaran. “Ne, baru menginjak 3 bulan” ucap Dara. “Wah, beruntung sekali. Kau akan menjadi seorang ibu” ucapku turut bahagia. Aku benar-benar iri dengan Dara. Dara dan Jiyong menikah sekitar 8 bulan yang lalu, dan kini mereka akan memiliki seorang anak. Sedangkan aku, aku dan Seung Hyun menikah hampir setahun, tapi aku dan Seung Hyun tidak pernah melakukan apapun. Sungguh! Sebenarnya, aku sangat ingin menjadi seorang ibu, ibu bagi anak-anak seorang Choi Seung Hyun. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak berani untuk mengutarakan keinginanku pada Seung Hyun, karena aku takut ia akan marah.

“Dara-ah, aku ke taman belakang sebentar ne?” ucapku, dan dibalas dengan anggukan Dara. Aku berjalan ke taman belakang, aku menghentikan langkahku saat kulihat raut wajah kesal dari Seung Hyun. Samar-samar kudengar pembicaraan mereka.
“Apa kau tau kabar terakhir tentang Hyori?”
“Seung Hyun-ah, bukankah kau sudah memiliki istri? Untuk apa kau menanyakan kabar Hyori?”
“Aku hanya ingin tau kabarnya saja Jiyong-ie, dan apa kau tau? Sejujurnya, aku masih menyukai Hyori, karena itu aku menanyakan kabarnya”
“Kau tidak boleh seperti ini Seung Hyun-ah. Kau harus melupakan Hyori dan belajar untuk mencintai Bom. Bom lebih baik dari Hyori, aku yakin itu”
“Kau tidak tau rasanya menjadi diriku Jiyong-ie. Bagaimana mungkin aku melupakan Hyori begitu saja, setelah aku berpacaran dengannya selama 3 tahun. Dan aku belum bisa mencintai Bom, menurutku ia tidak menarik”
“Bom mencintaimu, kau akan bahagia dengannya”
“Ia mengganggu hidupku!”
Omo, hatiku sakit sekali mendengar perkataan Seung Hyun. Apa ia begitu membenciku? Ia bilang aku tidak menarik, dan aku mengganggu hidupnya. Tuhan, rasanya aku ingin menangis disini, tapi aku tidak ingin orang lain khawatir. Aku berlari keluar dari rumah keluarga jiyong. Aku melangkah pergi entah kemana, aku hanya ingin mencari tempat sepi supaya aku bisa menangis sepuas-puasnya. Aku berhenti dan duduk di kursi di dekat pohon yang rindang. Aku luapkan semua rasa sedihku, aku menangis sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku.

Sudah hampir setahun aku menikah dengannya, tapi ia tidak pernah menyentuhku, dan kini aku tau bahwa ia selama ini mencintai gadis lain. Mengapa perasaannya berbeda denganku? Kenapa aku bisa mencintainya? Tapi, kenapa ia justru membenciku dan menganggapku pengganggu? Tanganku semakin basah karena air mataku terus mengalir karena sedih yang kurasa sangat membuat hatiku sesak.

“Ini tisu untukmu noona” seorang bocah kecil berdiri di hadapanku sambil menyodorkan dua lembar tisu. Aku berusaha tersenyum di depan bocah kecil ini. “Noona jangan menangis, noona kan sudah dewasa” ucap bocah kecil ini. Aku mengelus rambutnya pelan. “Anak yang manis, Gomawo sudah menasehati noona” ucapku sembari tersenyum. “Ne, noona jangan menangis lagi ya” ucapnya lagi. “Ne, noona janji tidak akan menangis seperti ini lagi. Siapa namamu anak manis?” tanyaku pada bocah laki-laki ini. “Seungri…” jawabnya dengan ekspresi polosnya. “Kau sangat menggemaskan, eomma-mu pasti bangga memiliki putra setampan dirimu” ucapku sambil mencubit pipi Seungri gemas.

~~~

“Dimana Bom?” tanyaku pada Dara yang sedang memasak sup di dapur. “Tadi ia menyusulmu ke taman belakang” ucap Dara. “Menyusulku? Tapi, aku tidak melihatnya”ucapku bingung. Aku berjalan ke ruang keluarga Jiyong, tapi aku tidak menemukan Bom disana. Aku berjalan ke arah mobilku, Bom juga tidak ada disana. Aku mengambil ponselku, dan menelfonnya.
“Yeoboseyo...”
“…”
“Kau dimana?”
“Aku di taman tempat anak-anak bermain”
“Pulanglah ke rumah Jiyong, aku akan menunggumu disini, setelah itu kita pulang”
“Ne, Aku…”
“tuuuutt tuuuuttt”
Aku segera mematikan ponselku. Lihatlah, yeoja ini membuatku khawatir saja. Pergi tanpa memberi tahuku.

~~~

Seung Hyun menyuruhku untuk segera pulang. “Noona pulang dulu ya Seungri-ah” ucapku sambil kembali mencubit gemas pipi Seungri. Bocah kecil itu melambaikan tangannya sambil tersenyum. Aku mulai melangkahkan kakiku menuju rumah Jiyong. Saat aku merogoh tasku, aku baru teringat ponselku tertinggal di taman, aku lupa memasukkannya ke dalam tasku. Aku berputar ke arah belakang, tapi aku mendapati Seungri tengah mencoba untuk menyeberang jalan sambil membawa ponselku. Dari arah lain, ada mobil yang tengah melaju kencang, tanpa berpikir panjang, aku segera berlari untuk menyelamatkan nyawa Seungri.
‘Braaaakkkkkkkkkkk’

~~~

“Ginjal kirinya rusak karena luka parah di pinggulnya, jika ada bantuan donor ginjal itu akan sangat membantunya, jika tidak ada maka ia akan lumpuh dan system kerja tubuhnya akan terganggu” ucap dokter Kim yang sedang berusaha menangani Bom. Bom mengalami kecelakaan karena menyelamatkan seorang anak kecil.
“Aku bisa mendonorkan satu ginjalku untuknya dok” ucapku. Entah kenapa aku bersikap bodoh seperti ini? Aku tidak tau, hatiku yang memaksaku untuk melakukan ini. Aku segera masuk ke ruang operasi untuk menjalani operasi donor ginjal ini. Yang ada di pikiranku saat ini hanyalah keselamatan Bom, aku tidak ingin ia menderita. Kurasa, aku mulai mengakui bahwa aku tidak ingin Bom terluka, sungguh! Aku sakit melihatnya terbaring dengan alat-alat yang menempel di tubuhnya.

“Dok, kau harus menyelamatkan istriku. Aku mencintainya” ucapku. Tanpa sadar, air mata mengucur dari sudut mataku. “Tuhan, aku pasrahkan seluruhnya padamu. Tolong selamatkan Bom-ie, aku belum sempat membahagiakannya. Beri aku kesempatan untuk membuatnya tersenyum” doaku dalam hati sebelum menjalani operasi ini.

-skip-

Jiyong, Dara, Eomma, Appa, Eommanim dan Appanim datang ke rumah sakit. “Mianhae Eomma, aku tidak bisa menjaganya selama ini. aku bukan suami yang baik” ucapku penuh sesal pada eommaku. Eomma memelukku erat. “Masuklah, kau bisa menemuinya sekarang” ucap dokter Kim. Aku duduk di tepi ranjang tempat Bom dirawat, alat bantu pernafasan masih terpasang di hidungnya. Ternyata ia sudah sadar, ia menatapku kemudian tersenyum. aku menggenggam tangan kanannya erat, sangat erat. Kutatap matanya dalam, ya! Aku bisa melihatnya, aku menyadari betapa Bom mencintaiku selama ini. “Seung… Hyun…” ucapnya sangat lirih. “Ne chagiya…” balasku dengan memanggilnya chagi, Bom tampak kaget. “Kau, Kau memanggilku chagi?” ucapnya terbata-bata. “Memangnya kenapa? Kau kan istriku” ucapku lagi. Kutatap mata sendu Bom semakin dalam. “Kenapa kau melakukan ini untukku? Kenapa kau rela memberi satu ginjalmu untukku?” Tanya Bom, bisa kurasakan ia mengeratkan genggamannya di tangan kananku. “Karena aku mencintaimu Bom-ie…” ucapku sambil mengecup keningnya. Ia tersenyum dengan mata berkaca-kaca karena bahagia mendengar pengakuanku.


-FIN-

[FF] Do You Know?



Author:     @RisJun
         http://risjun27.blogspot.com                                                              
Judul:     Do You Know?
Genre:     Angst, Romance, School life
Length:     Oneshoot
Rating:     All *yang penting bisa baca (-_-“)
Main Cast:     Kim Suho | Jung Soo Jung a.k.a Krystal | Choi Mi Nam (OC)
Support Cast:     You can find by yourself
Disclaimer:     This FF is pure from my imagination =D if you don’t like, don’t read. The cast is belong to God and their parents but Suho is MINE! #Kabuuur FF ini terinspirasi dari kisah seseorang :D mian kalo banyak typo dan gak dapet feelnya. OKaiD.O… Happy Reading~~~

-DON’T BASH. DON’T PLAGIAT. IT’S MINE-

“Apa kau tau? Aku juga menyukaimu…”
Mi Nam POV
Pagi ini aku berjalan kaki seperti biasanya menuju ke sekolah, karena sekolahku dekat jadi aku memilih untuk berjalan kaki, lagipula aku tidak memiliki motor seperti teman-temanku. Aku berjalan santai sambil mendengarkan mp3 menggunakan earphone di telingaku. Lagu favoritku 2ne1-I Love You. Sebuah mobil Ferrari merah menepi dan berhenti tepat di depanku, pemilik mobil itu melihat ke arahku. Suho keluar dari mobilnya dan berjalan ke tempatku berdiri. Ia mencopot earphone yang kupakai. “Kajja naik ke mobilku! Kita berangkat bersama” ajak Suho padaku. “Baiklah, aku tidak bisa menolakmu” ucapku sambil terkekeh. Aku berjalan mengikuti langkah Suho masuk ke dalam mobilnya.
@Gangnam High School
“Kalian berdua baru datang” ucap Soo Jung padaku dan Suho. “Ne” jawabku dan Suho serentak. Aku -Choi Mi Nam-, Suho, dan Soo Jung adalah sahabat. Kami sangat akrab, tidak ada rahasia antara kami, kami saling terbuka satu sama lain. Namun, ada satu hal yang sangat aku sembunyikan dalam hati, ya! Ini demi persahabatan kami. Sebenarnya, aku menyukai Suho, bukan hanya menyukai tapi tepatnya mencintainya. Mungkin terdengar jahat, karena aku menyukai sahabatku sendiri, karena itu aku tidak pernah mengatakan tentang hal ini pada siapapun. Hanya aku dan Tuhan yang tau.
“Oiya! Bagaimana tentang rencana pesta ulang tahun Jong In? apa kalian berdua akan datang?” Tanya Soo Jung sambil memberikan kami minuman cappuccino. “Tentu saja aku datang, Jong In itu teman masa kecilku” jawab Suho sambil menyeruput cappuccino-nya. “Lalu, kau Mi Nam? Kau datang kan?” Tanya Soo Jung padaku, dan aku hanya memasang ekspresi bingung. “Aku rasa eommaku tidak akan mengijinkanku datang ke acara itu” ucapku sedih. “Wae?” ucap Suho penasaran. “Aku tidak pantas ada di acara itu, kalian semua adalah anak-anak dari keluarga yang kaya, sedangkan aku hanya anak seorang penjual dugbokki” ucapku. Suho memegang daguku dan menatap mataku dalam. “Jangan bicara seperti itu, semua manusia itu sama, tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin. Biar aku yang membujuk eommanim agar mengizinkanmu datang ke ulang tahun Jong In” ucap Suho sambil tersenyum. Omo… jantungku berdegup sangat cepat sekarang, bagaimana tidak? Dia berbicara tepat di depan wajahku, ditambah lagi ia tersenyum padaku. Senyuman yang sangat manis. Aku mengambil napas dalam-dalam. “Baiklah, aku tidak bisa menolakmu” ucapku pada Suho. Suho tersenyum kemudian mengacak rambutku.
“Soo Jung akan pergi dengan Sehun, dan kau Mi Nam?” Tanya Suho. “Umm, mungkin nanti akan ada yang mengajakku” jawabku. “Ani! Kau berdua saja dengan Suho, aku khawatir jika kau pergi dengan namja lain. Aku takut namja-namja itu berbuat yang macam-macam padamu Mi Nam. Kau kan sangat lugu” ucap Soo Jung panik, Suho memukul kepala Soo Jung menggunakan bukunya dengan pelan. “Aissh! Pikiranmu negatif sekali Jung-ah…” ucap Suho kesal. “Jangan khawatir Jung-ah, Suho pasti akan pergi dengan yeoja lain, aku… aku tidak apa-apa sendiri, yang penting aku datang di acara ulang tahun Jong In” ucapku. “Haha! Mana ada yeoja yang mau pada Suho! :p” ledek Soo Jung, aku hanya tertawa mendengarnya, Suho kembali memukul kepala Soo Jung menggunakan bukunya.
---oOo---
Aku dan Suho pergi ke kios tempat eommaku berjualan. “Ayo ahjumma, ahjussi, adik-adik manis, silahkan dicoba dan beli dugbokki ini! Rasanya enak” eommaku tampak sibuk menawarkan jualannya. “Annyeong haseyo eommanim…” ucap Suho pada eommaku. “Ann… hey! Suho-ya…” eommaku memeluk Suho seperti anaknya sendiri, aku mempoutkan bibirku kesal. “EOMMA!” ucapku kesal. “Wae?” jawab eommaku. Aku menarik Suho kemudian memeluk eommaku. “Eomma bukannya memelukku, malah memeluk Suho, aku kan anak Eomma” ucapku kesal. Suho tertawa. “Eomma-mu ingin punya anak sepertiku :p tampan juga ramah” ledek Suho. Aku hanya memeletkan lidah, mengejeknya. “Ada apa kalian kesini? Tumben sekali” Tanya eommaku. “Begini eommanim, aku ingin meminta izin untuk mengajak Mi Nam datang ke acara ulang tahun Jong In, bolehkan eomma?” Suho memasang ekspresi cute-nya agar eommaku memberi izin. Sungguh! Aku ingin sekali mencubit pipinya, ia benar-benar menggemaskan. Eomma menatapku, aku hanya memasang ekspresi takut bercampur cemas. “Baiklah, tapi… kau bisa kan menjaga Mi Nam? Dia anak eomma satu-satunya, apalagi dia yeoja.” Ucap eommaku. “Ne eommanim, aku akan menjaga Mi Nam dan menghajar namja-namja yang mengganggunya” ucap Suho. “Yeeee! Gomawo eomma^^ aku sayang eomma” aku mengecup kedua pipi eommaku dan meloncat kegirangan.
---oOo---
@Gangnam High School
“Umm, Mi Nam!” seseorang memanggilku dari arah belakang. Aku menoleh dan mendapati namja itu adalah Chanyeol, seniorku, ia sekelas dengan Suho. “Ne, ada apa oppa?” tanyaku. “Umm, tentang acara ulang tahun Jong In, apa kau sudah ada janji dengan seseorang untuk pergi berdua?” Tanya Chanyeol padaku. “Eoh, belum… wae?” tanyaku lagi. Chanyeol menggaruk-garuk kepalanya yang kurasa sama sekali tidak gatal. “Bagaimana kalau kita pergi berdua?” ucapnya. Wajahnya tampak memerah, sepertinya ia gugup, aku tersenyum melihat ekspresinya. “Ne oppa, gomawo sudah mengajakku” ucapku. Chanyeol tersenyum cerah mendengar jawabanku. “Gomawo Mi Nam-ah…” ucap Chanyeol kemudian berlari menuju kelasnya dengan ekspresi bahagianya. “Dia pasti menyukaimu?” seorang namja berdiri di sampingku, siapa lagi kalau bukan Suho. “Memangnya kenapa kalau ia menyukaiku? Tidak ada yang marah kan?” jawabku. “Kau suka namja konyol seperti Chanyeol?” Tanya Suho dengan ekspresi-nya yang tampak meledek Chanyeol. “Wae? Aku dengar dia namja yang romantis, lagipula ia tampan^^ tidak sepertimu… :p” ledekku pada Suho kemudian berjalan pergi meninggalkannya. “Hey! Mi Nam! Aku lebih tampan dari Chanyeol” teriak Suho, aku hanya memeletkan lidahku dari jauh.
@Kantin Sekolah
‘Slurp…’ Suho merampas ramen milikku. “Aisshh! Rasakan ini!” ucapku kesal sambil memukul kepala Suho menggunakan sumpit. “Aww, appo” ucap Suho. “Biarkan… wekkk :p” aku kembali memeletkan lidah. “Kalian kenapa bertengkar seperti anak kecil?” Soo Jung menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkahku dan Suho. “Eoh, kau tau Jung-ah? Mi Nam akan pergi dengan Chanyeol dan ia memanggil Chanyeol dengan sebutan Oppa, sedangkan aku, aku bahkan lebih tua dari Chanyeol tapi Mi Nam tidak memanggilku Oppa” Suho mencubit pipi kiriku kuat. “AWWW! Appo” ucapku sambil memukul tangannya yang menyubitku.
“Kau cemburu Suho-ya?” Tanya Soo Jung sambil terkekeh. “Tidak! Aku hanya kesal” ucap Suho. Aku hanya mempoutkan bibirku. Andai saja Suho memang cemburu.
Mi Nam POV end

@Jong In Birthday
Suho POV
“Kau sudah datang sejak kapan Suho-ya?” Soo Jung menghampiriku bersama dengan Sehun namjachingunya. “Sekitar 20 menit yang lalu” jawabku. “Kau tidak pergi bersama Mi Nam?” Tanya Soo Jung dengan ekspresi cemasnya. “Mi Nam pergi dengan Chanyeol, sudahlah! Mi Nam itu bukan anak kecil, dia pasti bisa melindungi dirinya sendiri” ucapku. “Kau ketus sekali malam ini” ucap Soo Jung. “Lalu kau datang dengan siapa hyung?” Tanya Sehun padaku. “Na Honja (aku sendiri)” ucapku. “Kau duduk saja disini hyung, pasti banyak yeoja yang akan mendekatimu, tenang saja, kau tidak akan sendirian hyung” ucap Sehun, Soo Jung tertawa mendengar perkataan polos dari namjachingu-nya. Aku hanya menatap Soo Jung kesal.
Beberapa menit kemudian…
“OMONA…” Soo Jung dan Sehun tampak kaget melihat sesuatu. “Wae?” tanyaku penasaran. Soo Jung memukul-mukul bahuku kuat dan menunjuk seseorang. Aku melihat ke arah orang itu. “Mi Nam…?” ucapku takjub.
Suho POV end

Mi Nam POV
“OMONA…” ucap Soo Jung dan Sehun saat melihatku. Kenapa? Apakah ada yang salah? Atau aku tidak cocok memakai dress seperti ini?. Aku memperhatikan gaunku, dan ternyata Suho melihat ke arahku. “Mi Nam…?” ucap Suho ketika melihatku. Aku gugup, tapi aku tetap berusaha untuk terlihat normal. Aku berjalan ke arah Soo Jung, Sehun, dan Suho. “Kenapa kalian melihatku seperti itu?” tanyaku pada mereka. “Neomu yeppeo Nam-ah…” ucap Soo Jung takjub. aku senang mendengar pujian dari Soo Jung, tapi yang ku harapkan saat ini adalah Suho akan mengatakan itu juga padaku. Baru saja aku ingin duduk disamping Suho, Suho malah pergi meninggalkan aku, Sehun, dan Soo Jung. “Aku harus pergi, yeoja yang kutunggu sudah tiba…” ucapnya, kemudian bergegas pergi meninggalkan kami. DEG! Apa katanya? ‘yeoja yang ditunggu’?
Saat itu juga hatiku terasa seperti diukir menggunakan pisau yang tajam. Jadi? Ia datang dengan yeoja lain, dan ia bahkan tidak memujiku sama sekali. Oh my… aku ingin pulang! Rasanya aku ingin menangis. “Mi Nam…” sesosok namja tinggi berdiri di hadapanku sambil meyodorkan tangannya. “Eoh, Chanyeol oppa…” ucapku sedikit gugup, aku berusaha agar aku tidak memikirkan Suho. “Kau ada waktu?” Tanya Chanyeol lagi. “Ne” jawabku. “Ikutlah denganku” pintanya, dan aku hanya menurutinya dan menggenggam tangan kanannya. Chanyeol membawaku ke taman belakang rumah Jong In. Chanyeol berdiri di hadapanku, menatapku.
“Umm, sebenarnya apa tujuanmu membawaku kesini oppa?” tanyaku pada Chanyeol. “Um…” Chanyeol tampak gugup. “Umm, Mi Nam…” ucapnya. “Ne…?” jawabku ragu. “Sa… saranghae… aku menyukaimu Mi Nam…” ucap Chanyeol. sungguh! Aku sangat shock atas pernyataannya. Apa yang harus kukatakan? Aku tidak tau harus menjawab apa? Aku hanya membulatkan mataku. “Maukah kau menjadi yeojachingu-ku? Kau cukup jawab dengan kata ‘Ne’ atau ‘Ani’” ucap Chanyeol. Omona… aku tidak tega untuk menolaknya, lihatlah wajahnya yang penuh harapan itu, sungguh! Aku tidak tega menyakiti namja sebaik Chanyeol tapi di satu sisi, aku tidak mencintainya. Aku mencintai Suho. “Mi Nam… apa jawabanmu?” Tanya Chanyeol lagi. Kebingungan benar-benar menyumbat jalan pikiranku. Aku menarik napas dalam-dalam, kemudian kugenggam tangan Chanyeol. God… semoga aku mengambil keputusan yang benar. “…Ne Oppa…” jawabku. Raut wajah bahagia jelas tergambar di wajah Chanyeol sekarang. Aku ikut tersenyum melihatnya, setidaknya aku bisa membahagiakannya. Aku yakin, lambat laun aku akan mencintai Chanyeol lebih dari rasa cintaku pada Suho. “Gomawo Yeobbo” ucap Chanyeol padaku. Aku harus belajar mencintai Chanyeol, namja yang jelas-jelas mencintaiku. Aku harus melupakan Suho, Suho adalah sahabatku, dan sudah jelas tidak mungkin Suho menyukaiku, karena itu aku harus melupakannya. Mulai detik ini, Suho-ya… aku cukup bahagia menjadi sahabatmu, aku tidak boleh egois dan berharap lebih padamu.
Mi Nam POV end

Suho POV
Drrtt… drrtt…
Handphoneku bergetar. Ada pesan dari Soo Jung.
Suho-ya, ada kabar gembira! Mi Nam dan Chanyeol resmi berpacaran >.<
Mereka sangat serasi. Kau dimana? Ayo kita rayakan bersama hari special sahabat kita ini
Kau benar Jung-ah. Mi Nam adalah sahabatku. Aku tidak boleh berharap lebih darinya. Aku memacu mobilku, agar aku semakin jauh dari tempat itu, tempat yang menurutku sangat membuatku sakit. Mi Nam dan Chanyeol berpacaran? Ohh, pasti sangat serasi. Aku senang mendengarnya, tapi jujur… Mi Nam…
Aku menyukai Mi Nam, aku mencintai sahabatku sendiri, sudah lama tetapi aku hanya diam dengan perasaanku karena aku tidak ingin persahabatan kami rusak karena tingkah cerobohku. Tuhan… taukah kau? Aku sangat suka penampilannya ketika memakai dress tadi, dia benar-benar cantik, tapi kenapa? Kenapa sangat sulit untuk mengatakan ‘yeppeo’ padanya. Taukah kau Mi Nam? ‘aku harus pergi, yeoja yang kutunggu sudah datang…’ kalimat itu adalah untuk dirimu. Aku lega melihatmu sudah datang di acara itu, dan aku memilih pergi karena aku takut cemburu melihat kau dan Chanyeol berdua. Kaulah yeoja yang kutunggu Mi Nam.
-THE END-

Kasian kan? Sama-sama suka tapi gak bisa bersatu gara-gara dua-duanya gak mau jujur tentang perasaan masing-masing.
TuT pesan author “If you love someone, but you can’t explain to him/her about your love, it will be better that you keep that’s love in your heart and let him/her live happily with other girl/boy. Believe it! Someday you’ll be a prince/princess for someone who always loving you, and you will feel a happiness”
Jujur! Perasaan emang sulit

Minggu, 24 Maret 2013

You're Not Alone


Author ::: Riska Junaini
Genre ::: Romance, Sad
Lenght ::: Oneshoot
Rate ::: Teen
Cast ::: Choi Junhong & Park Yoonji (OC)

~~~

Zelo POV
Aku duduk di dalam mobil, menunggu noonaku yang sedang mampir ke toko kue. “Lama sekali…” gumamku kesal. Akhirnya noonaku keluar sambil membawa dua kotak kue brownies kesukaanku. “Noona lama sekali.. aku bosan menunggu…” ucapku pada noonaku. “Kau ini! Kalau kau marah-marah lagi, aku tidak akan membagi kue ini untukmu” ancam noonaku. “Baiklah.. baiklah Sooyoung noona yang cantik” ucapku sambil tersenyum pada noonaku agar ia mau membagi kuenya untukku.
“Sudahlah! Cepat jalankan mobilnya” perintah noonaku. Aku yang menyetir mobil kali ini. Aku memperhatikan jalanan disini. “Hari ini jalanan sepi ya” ucap noonaku. “Ne… mungkin orang-orang sedang malas untuk keluar rumah karena cuaca terlalu dingin” jawabku.
Kulihat seorang yeoja berlarian di jalan. Ia tampaknya sedang dikejar oleh seseorang. “Zelo-ah… awas!” ucap noonaku. “SHIT!” ucapku sambil memutar kemudi mobil dengan cepat. Aku berhasil menghentikan mobilku dengan selamat, kulihat yeoja tadi berlari ke arah mobilku.
“Tuan… Tuan… tolong aku! Kumohon… selamatkan aku!” ucap yeoja itu sambil mengetuk-ngetuk kaca mobilku. “Zelo-ah! Suruh dia masuk” perintah noonaku. “Masuklah ke mobilku” perintahku pada yeoja itu. Dengan cepat ia membuka pintu mobilku dan menguncinya.

“Jeongmal gamsahamnida atas bantuannya.” Ucap yeoja itu padaku dan Sooyoung noona. “ Ada apa? Kau keliatan sangat ketakutan” tanyaku pada gadis itu. “Aku dikejar tiga orang penjahat. Aku dipaksa menikah dengan boss mereka karena orang tuaku terlilit hutang” jelas yeoja itu dengan mata berkaca-kaca. “Mwo? Itu keterlaluan!” ucapku. “Lalu… Bagaimana dengan orang tuamu? Dimana mereka?” tanyaku lagi. Gadis itu menunduk. “Eomma dan Appa-ku sudah meninggal” ucap gadis itu lirih.

Sooyoung noona menginjak kakiku pelan, memberi isyarat agar aku minta maaf pada gadis itu. “Eoh… Jeongmal mianhae… aku tidak bermaksud” ucapku penuh sesal. “Ne… kalian bias mengantarku ke panti asuhan di dekat sini. Karena aku tidak tau harus kemana lagi, aku tidak punya siapa-siapa” aku tidak tega mendengar penjelasan gadis itu. “Ani!! Tinggalah di rumah kami” ucap Sooyoung noona. “Tapi…” ucap gadis itu terhenti. “Tidak apa-apa. Kami tidak merasa direpotkan kok” ucap noonaku. “Gamsahamnida eonni…” ucap gadis itu sambil tersenyum.

DEG! Entah kenapa hatiku berdegup kencang saat melihat senyuman gadis itu. “Zelo-ah! Ayo jalankan mobilnya.. Cuaca makin dingin” ucap noonaku. “Ne” aku mulai menyetir. “Ngomong-ngomong siapa namamu?” Tanya noonaku pada gadis itu. “Park Yoonji imnida” ucapnya. “Oh… naneun Choi Sooyoung imnida” balas noonaku. “Dan ini adikku Choi Jun Hong, tapi dia lebih suka dipanggil Zelo karena itu nama panggilannya sejak kecil” jelas Sooyoung noona.

----oOo----

“Kau bisa tidur disini Yoonji” ucapku sambil mengantarnya ke kamar dirumahku. “Gomawo Zelo-ah…” ucapnya padaku. “Kau istirahatlah! Kalau ingin mandi, mandi saja. Kau bisa pakai baju noonaku… nanti aku akan memanggilmu jika makanan sudah siap” jelasku pada Yoonji. “Ne… jeongmal gomawo Zelo-ah!” ucap Yoonji sambil tersenyum. DEG! Lagi-lagi jantungku berdebar melihat senyumannya.

---oOo---
“Zelo-ah… dimana Yoonji?” Tanya noonaku. “Ia ada di kamar” jawabku. “Ajak ia makan, ia pasti lapar” perintah noonaku. Aku bergegas menuju kamar Yoonji. Kuketuk pelan pintu kamarnya. “Yoonji-ah…” panggilku pelan. Tidak ada jawaban darinya, kucoba membuka pintu kamarnya. Ternyata ia tidur, aku masuk ke kamarnya kemudian duduk di pinggir ranjangnya.

“Yoonji-ah… bangunlah… kajja kita makan” aku mengguncangkan tangannya pelan. “Eomma…” kudengar suara lirihnya. Apa ia sedang bermimpi?
“Eomma…” lagi-lagi Yoonji memanggil Eomma-nya. Kulihat wajahnya pucat, kupegang dahinya. “Omo… badannya panas, sepertinya Yoonji sakit” dengan segera aku pergi ke dapur untuk mengambil air dan kompres.
---oOo---
“Untuk apa itu Zelo-ah? Apa Yoonji sakit?” Tanya Sooyoung noona. “Ne… badannya panas dan ia memanggil-manggil eommanya tadi. Sepertinya ia merindukan eommanya” aku bergegas kembali ke kamar Yoonji.
Kuletakkan kompres itu diatas dahi Yoonji agar panasnya turun. “Yoonji-ah…” noonaku membangunkan Yoonji pelan. Yoonji perlahan membuka matanya. “Eonni…” ucapnya pelan. “Kau sakit. Kau juga belum makan… makanlah dulu! Biar aku suapi” tawarku pada Yoonji. “Aniyo… aku masih bisa makan sendiri. Tidak usah repot-repot Zelo-ah” Yoonji menolak. “Baiklah… noona keluar dulu ya, tolong jaga Yoonji ya Zelo-ah…” ucap noonaku kemudian pergi meninggalkanku berdua dengan Yoonji.

“Kajja! Makanlah…” ajakku. Yoonji melahap makanannya dengan semangat. Aku tersenyum melihatnya. Tiba-tiba ia melihatku. “Shit!” batinku dalam hati. Kenapa aku gugup sekali setiap Yoonji tersenyum maupun menatapku. “Zelo…” panggilnya. “Wae?” tanyaku. “Dimana orang tuamu? Aku belum bertemu dengan mereka, aku harus minta izin dulu..” tanyanya. “Eoh… orang tuaku tinggal diluar negeri karena urusan pekerjaan” jawabku.

#2 BULAN KEMUDIAN#

“Yoonji-ah… aku menyukaimu… saranghae” ucapku pada gadis yg berada di hadapanku sekarang. Ya… yeoja itu adalah Park Yoonji. “Zelo-ah…” ucap Yoonji terputus. “Ne? kau ingin mengatakan apa?” tanyaku penasaran. “Mmmm… nado saranghae Zelo-ah…” balas Yoonji padaku. Mendengar jawabannya aku sangat senang, kupeluk ia erat-erat.
“Zelo-ah… aku hanya memilikimu di dunia ini, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Kau janji tidak akan meninggalkanku kan?” Tanya Yoonji masih tetap dalam pelukanku. “You’re not alone chagiya…” jawabku sambil mengelus rambutnya. Ya! Dua bulan semenjak Yoonji tinggal di rumahku. Dan aku ternyata jatuh cinta padanya, dan ternyata Yoonji memiliki perasaan yang sama sepertiku.

---oOo---
“Yooonji-ah…” panggilku. “Waeyo Zelo-ah?” gadis itu menghampiriku dengan cepat. “Aku akan mengantar Sooyoung noona ke toko kue. Kau hati-hati ya dirumah!” pesanku padanya. “Ne… Zelo-ah!” Yoonji memanggilku sekarang. Aku menoleh. “Saranghae…” ucapnya pelan sambil tersenyum. “Nado Yoonji-ah…” balasku sambil tersenyum.
Zelo POV end

Yoonji POV
Aku sendirian dirumah, daripada aku mengganggur lebih baik aku menyiram bunga. “Permisi… annyeong haseyo…” sapa seseorang dari luar pagar. “Ne! tunggu sebentar! Aku akan kesana…” jawabku sambil bergegas menuju pagar. “Nuguseoyeo?” Tanya orang itu yang ternyata seorang yeoja. “Eoh… Park Yoonji imnida…” aku mengulurkan tanganku. “Park Jiyeon…” balasnya sinis dan mengacuhkan uluran tanganku. “Kau mencari siapa?” tanyaku. “Dimana Zelo?” balas Jiyeon.
“Zelo sedang mengantar Sooyoung eonni ke toko kue… masuklah ke dalam” ucapku. “Kau siapa? Kenapa kau ada dirumahnya? Apa kau pembantu disini?” tanyanya bertubi-tubi padaku. Kulihat wajahnya, tampaknya Jiyeon tidak suka padaku. “Aku temannya Zelo, aku sedang berkunjung ke rumahnya…” ucapku berbohong. “Kau sendiri?” tanyaku balik. “Aku yeojachingu-nya” jawab Jiyeon dengan tegas.
DEG! “Yeojachingu” gumamku dalam hati. Omo… rasanya hatiku sakit sekali mendengarnya. Apa benar Jiyeon dan Zelo berpacaran? Lalu kenapa Zelo menyatakan perasaannya padaku?

“Sudahlah! Tolong sampaikan pada Zelo! Aku menunggunya ditaman” ucapnya kemudian pergi. Tanpa terasa air mataku mengalir di pipiku. “Zelo-ah… kau pembohong!” ucapku terisak.
Yoonji POV end
---oOo---
Zelo POV
“Yoonji-ah…” panggilku sambil menelusuri ruangan rumah. “Yoonji-ah…” panggilku lagi sambil melihat ke kamarnya. “Noona!! Yoonji tidak ada di kamarnya” ucapku panik. “Mwo?” noonaku kaget. Sooyoung noona masuk ke kamar Yoonji. “Zelo-ah! Lihat ini” dengan segera aku menghampiri noonaku.
“Ada surat…” kuambil surat itu, dari Yoonji.

Zelo-ah… Sooyoung eonni… jeongmal gamsahamnida atas kebaikan hati kalian. Kalian sangat baik padaku. Aku tidak tau harus membalasnya dengan apa? Sudah dua bulan aku tinggal dirumah ini, kalian sangat ramah. Terimakasih sudah memberiku tempat berteduh selama ini J. Terimakasih untuk semuanya. Aku rasa sudah cukup, aku tidak ingin merepotkan Zelo dan eonni lagi. Aku akan hidup mandiri mulai sekarang. Untuk Sooyoung eonni… eonnni benar-benar seorang kakak yang baik^^ dan untuk Zelo… terimakasih sudah menjagaku. Pergilah ke taman! Ada yang menunggumu disana…
Annyeong eonni dan Zelo^^
Park Yoonji

Apa-apaan ini? Hatiku sangat tidak terima mengetahui Yoonji pergi meninggalkanku. “Kenapa kau pergi Yoonji? Bagaimana dengan cinta kita?” ucapki penuh emosi. Sooyoung noona memgelus punggungku pelan berusaha menenangkanku. “Zelo-ah… cepat pergi ke taman! Mungkin saja Yoonji menunggumu disana” perintah noonaku.
Dengan segera aku pergi ketaman. Kulihat seorang yeoja duduk di kursi taman itu. Tapi itu bukan Yoonji. “Hello…” sapaku terbata. “Hai Zelo-ah…” gadis itu berdiri kemudian memelukku. “Hey kau! Jiyeon! Apa-apaan kau ini?” kudorong tubuhnya kuat. “Kenapa Zelo-ah? Aku kan hanya melepas rindu padamu” ucap Jiyeon padaku.
“Tapi itu membuatku muak. Jadi kau yang memintaku datang kesini?” tanyaku. “Ne… tadi aku ke rumahmu, tapi kau tidak ada. Yang ada hanya seorang gadis bernama Yoonji. Apa dia pembantumu?” Tanya Jiyeon yang langsung membuatku naik darah.
“Yoonji bukan pembantuku! Ia yeojachingu-ku” jawabku tegas. “Mwo? Pantas saja ia keliatan kaget saat aku mengatakan kalau aku adalah yeojachingu-mu” jelas Jiyeon padaku. “Apa? Kau bilang padanya bahwa kau yeojachinguku?” tanyaku lagi. “Ne… kenapa?” Tanya Jiyeon dengan wajah bodohnya. “Pabo! Karena ucapanmu itu Yoonji pergi meninggalkanku. Kau benar-benar pabo Jiyeon-ah! Damn!” aku memarahi Jiyeon dengan penuh emosi.

Aku segera mengemudikan mobilku, berusaha menemukan Yoonji.  Kususuri jalanan disini tapi aku tidak berhasil menemukannya. Akhirnya aku putuskan untuk pulang. “Saranghae Zelo-ah…” kata-kata itu muncul kembali di pikiranku. Ya… itulah kata-kata terakhir yang Yoonji ucapkan untukku.
@Home
“Bagaimana?” Tanya Sooyoung noona cemas. “Aku tidak menemukannya noona” jawabku lesu.
Zelo POV end
---oOo---
Yoonji POV
Kususuri jalan-jalan sepi ini. Aku tidak tau haruus pergi kemana, saat ini hanya satu yang kupikirkan yaitu Zelo. Sungguh! Aku sangat mencintainya. “You’re not alone chagiya” kalimat itu kembali terlintas di pikiranku. Kulihat ada sebuah sekolah taman kanak-kanak, dan disitu ada lowongan pekerjaan sebagai guru seni. “Lebih baik aku mencobanya” ucapku semangat.
---oOo---
#1 Tahun kemudian#
Kususuri barisan-barisan makam ditempat ini. “Itu rumah eomma” ucapku semangat. Aku berjalan menuju makam eommaku. “Eomma…” panggilku. “Aku bawakan bunga untukmu eomma…” ucapku pada batu nisan yang bertuliskan nama eommaku. “Eomma… aku berhasil! Aku berhasil mengejar cita-citaku sebagai guru seni di sebuah sekolah. Eomma bangga kan padaku?” aku tersenyum. “Tapi eomma… ada satu hal yang belum aku miliki…” ucapku lagi.
Air mata mengumpul di sudut mataku dan aku tak kuasa untuk menahannya. “Hiks… Hiks… aku mencintai namja itu! Namja bernama Zelo. Tapi ia sudah memiliki yeoja lain yang lebih cantik dariku eomma. Sampai sekarang aku masih mencintainya” ucapku sedikit terisak.
“Kau lebih cantik dari yeoja itu Yoonji-ah” aku mendengar suara seseorang. Dengan cepat kuhapus air mataku kasar, aku menoleh kea rah suara itu. “Zelo…?” aku terkejut. Zelo langsung memelukku erat. “Neomu bogoshipeo Yoonji-ah…” ucapnya lirih. “Zelo? Apa benar ini kau?” tanyaku masih tak percaya. “Ne! ini aku Choi Jun Hong… namjachingumu” ia menatap mataku lekat.
Aku tak bisa berkata-kata, kupeluk erat ia. “Mianhae karena aku pergi tanpa pamit padamu…” ucapku penuh sesal.
“Ssssttt…” Zelo menenangkanku. “Kau pergi karena suatu kesalahpahaman.” Terang Zelo. “Maksudmu? Lalu Jiyeon itu siapamu?” tanyaku. “Dia hanya teman masa kecilku. Dia memang centil, tapi sungguh! Aku tidak pernah berpacaran dengannya” Zelo membentuk huruf V dengan dua jari tangan kanannya.
“Kau tidak bohong kan?” tanyaku memastikan. “Aku tidak akan membohongimu Yoonji-ah…” ucap Zelo kemudian mengecup keningku. Zelo menatapku “You’re not alone chagiya…” ucapnya. Aku tersenyum. Dihadapan makam eommaku aku kembali menemukan namja yang kucintai^^.


-FIN-

[FF] Only My Heart Who Feel This Love


Author:     Kwon Dae Moon
Web:     http://twitter.com/@Diamond_Ris
             http://facebook.com/Riska Junaini
             http://risjun27.blogspot.com
Judul:     Only My Heart Who Feel This Love
Genre:     Angst, Sad ending
Length:     Oneshoot
Rating:     PG-13
Main cast:     Kim Jong In a.k.a Kai | Park Sohee (OC) and others!
Disclaimer:     This FF is pure from my imagination =D Jika ada kesamaan cerita dengan FF lain itu hanyalah kebetulan semata, karena author DaeMoon selalu ngarang ceritanya sendiri dan ngepost FF nya di blog pribadi^^. Kali ini mengisahkan tentang nasib seorang yeoja yang jadi ‘secret admirer’ di sekolah. Penasaran? Gak usah dibaca (?). oKaiD.O!! Happy Reading~~~

-DON’T BASH. DON’T PLAGIAT. IT’S MINE-

“Aku bahkan belum mengungkapkan perasaanku padanya…”
Author POV
Seorang yeoja dengan rambut kuncir kuda tengah duduk di kursinya sambil membaca sebuah buku. Pandangan yeoja itu terus terfokus pada halaman demi halaman buku yang ada di hadapannya. Satu persatu murid memasuki kelas itu. Kelas XI.A.
Seorang namja tampak memasuki kelas XI.A. Namja berkulit coklat dengan poni samping kanan dan membawa ransel hitam, membuatnya tampak sangat ‘cool’. Saat itu juga yeoja tadi berhenti membaca bukunya, ia kini tengah memperhhatikan namja yang baru saja memasuki kelas. Ia mencuri-curi pandangan untuk melihat namja itu. Namja yang sudah lama ini menjadi pengisi hatinya.
“Semakin hari, kau semakin terlihat tampan Jong In…” gumam yeoja itu dalam hati.
Author POV end

Sohee POV
“Semakin hari, kau semakin terlihat tampan Jong In…” gumamku dalam hati.
Perkenalkan! Aku Park Sohee, murid kelas XI.A di SM High School, aku adalah gadis yang pendiam dan biasa-biasa saja, aku bukan gadis populer seperti yang ada dalam drama-drama. Lalu Jong In?
Jong In adalah teman sekelasku, dia cukup populer di sekolah ini, banyak yeoja yang menyukainya termasuk aku, tapi rasa sukaku padanya tidaklah sama seperti rasa suka yeoja-yeoja lain padanya. Aku benar-benar menyukai Jong In lebih tepatnya aku mencintainya.
Sebenarnya sudah lama aku menyukainya, sejak kelas X. Tapi perasaan itu hanya kupendam dalam hati, karena aku terlalu takut untuk mengatakannya. Aku sendiri tidak tau bagaimana akhir dari cerita cinta ini? Yang pasti aku berharap Jong In bahagia walaupun aku tidak bisa bersamanya.

@Sohee’s Home
Kurebahkan tubuhku di ranjang yang empuk ini *lebay* kulihat kalender hari ini. “10 Januari” itu tandanya 4 hari lagi adalah ulang tahun Jong In. Aku ingin memberinya sesuatu, tapi secara ‘rahasia’ tentunya.
“Hadiah apa ya yang cocok untuk Jong In?” aku berpikir keras. Aku meremas sweater yang kupakai sambil berpikir keras. “Sweater? Sweater akan berguna baginya ketika musim dingin dating^^” aku tersenyum.
“SOHEE-YA! FIGHTING!” aku memberi semangat pada diriku sendiri.

---oOo---
Aku pergi ke toko jahit untuk membeli bahan-bahan. Kuputuskan untuk membuat sweater berwarna soft blue, karena aku menyukai warna biru. Sesampainya dirumah aku segera membongkar alat-alat jahit milik eommaku. “Sohee-ya… kau sedang apa?” Tanya eomma. “Aku ingin meminjam peralatan jahit milik eomma” jawabku. “Untuk apa? Tidak biasanya kau menjahit?” Tanya eomma lagi. “Hehe^^ aku ingin membuatkan sweater untuk hadiah ulang tahun temanku eomma…” jawabku sambil terkekeh. “Oh… eomma bantu ne?” tawar eommaku. “Aniyo… eomma masak saja didapur sebentar lagi appa pulang” aku menolak tawaran eomma. Aku mulai menjahit sweater ini.
Beberapa menit kemudian…
Saat aku tengah menjahit, entah kenapa kepalaku terasa berdenyut, sakit sekali. Aku berhenti menjahit sweater dan memegang bagian belakang kepalaku. “Eomma…” aku memanggil eommaku sambil menahan rasa sakit yang semakin menjadi. Dengan segera eommaku dating, eomma tampak sangat khawatir.
“Wae Sohee-ya?” Tanya eomma. “Ke… kepalaku sakit eomma” ucapku. “Kita kerumah sakit ne?” eomma menarik tanganku, tapi aku mencegahnya. “Tidak usah eomma. Aku hanya butuh istirahat, eomma temani aku ya” pintaku pada eomma.

#14 Januari#
“Pagi eomma…”sapaku penuh senyum pada eomma. “Pagi chagiya… kau terlihat sangat senang hari ini” ucap eomma, dan aku hanya tersenyum. Aku melahap sarapan yang telah disiapkan eommaku kemudian segera berangkat menuju sekolah. Aku harus dating cepat hari ini, agar rencanaku berjalan lancar.
---oOo---
Aku sengaja datang pagi sekali hari ini. Ya! Hari ini adalah ulang tahun Jong In, dan aku berhasil menyelesaikan sweater buatanku untuknya. Aku adalah murid pertama yang datang hari ini, kuambil kado dari dalam tasku yang sudah kubungkus rapi, aku berjalan ke meja Jong In.
Kuperhatikan sekeliling “Semoga tidak ada yang melihatku…”doaku dalam hati. Kuletakkan kado itu dibawah laci meja Jong In, itulah satu-satunya cara agar ia tidak tau bahwa aku yang memberikan hadiah itu. Setelah yakin kado itu berada di posisi yang tepat, aku segera duduk di kursiku dan mengambil majalah yang kubawa dari rumah, berpura-pura membaca majalah agar murid lain nanti tidak curiga padaku.

Satu persatu murid datang, akhirnya namja yang kutunggu-tunggu datang. Tentu saja ia langsung disambut oleh murid-murid lain terutama yeoja. “Saengil chukka Jong In…” ucap murid-murid itu dan dibalas senyuman dari Jong In. Aku hanya duduk di kursiku sambil sesekali memperhatikan ekspresi Jong In. “Heuh! Aku bahkan tidak berani mengucapkannya secara langsung… benar-benar payah” rutukku pada diriku sendiri.
“Kau tidak mengucapkannya untukku hah?”
Hah? Apa ini? Jong In bicara padaku? Aku menoleh ke kiri dank e kanan, Jong In mulai berjalan tapi bukan ke arahku melainkan ke arah Yuri. :”) ya! Tentu saja, bagaimana aku bisa sebodoh ini? Mana mungkin Jong In peduli padamu Sohee-ya!. Mana mungkin Jong In datang menghampiriku layaknya seorang pangeran yang menjemput permaisurinya!.
---oOo---
“Sohee-ya… hari rabu besok kita akan pergi berlibur” ucap Yuri padaku. “Jjinja? Kita akan berlibur kemana?” tanyaku sambil menyeruput minumanku. “Ke pulau Jeju” ucap Yuri dengan semangat.
Sohee POV end
Author POV
“Mwo? Aku suka Pulau Jeju^^ aku jadi tidak sabar untuk pergi kesana. Aku merasa seperti akan ke surga karena indahnya Pulau Jeju” ucap Sohee dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
---oOo---
“Kertas itu! Jangan sampai aku lupa membawanya” gumam Sohee. “Sohee-ya… apa kau sudah siap?” Tanya eommanya. “Ne eomma. Eomma… aku pergi dulu. Doakan Sohee ya eomma” Sohee mencium kedua pipi eommanya kemudian pergi.
Di lain tempat…

“Arrghh! Kenapa aku harus bangun terlambat?” ucap namja berkulit coklat itu dengan kesal. Namja itu dengan cepat mempersiapkan segala keperluannya. “Baju apa yang harus kupakai?” namja itu berpikir sejenak sampai ia mengingat sesuatu. “Sweater itu? Sweater dari pengangum rahasiaku, hari ini sangat dingin sweater itu akan melindungiku dari dinginnya hari ini” Jong In mengobrak-abrik lemarinya, mencari dimana sweater itu ia letakkan.

“Bahannya benar-benar lembut dan hangat, ditambah lagi dengan warna soft blue yang membuatku nyaman ketika memakainya. Warna biru kan warna favorit Sohee si gadis pendiam” gumam Jong In. Jong In ternyata diam-diam tau akan hal-hal yang disukai Sohee, tapi Jong In belum mengetahui satu hal, bahwa sweater yang ia pakai adalah hadiah dari Sohee.
---oOo---
Dua orang tampak berlari kea rah bis yang terparkir di depan SM High School. “Heuh…” keluh Sohee.
“Kau juga terlambat Sohee-ya?” Tanya Jong In sambil mengatur napasnya. Dua orang yang terlambat itu adalah Jong In dan Sohee. “Ne…” Sohee sedikit membulatkan matanya, matanya terfokus pada sweater yang dipakai Jong In. “Omo… ia memakai sweater buatanku^^” gumam Sohee dalam hati dan wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya itu, Sohee tersenyum.
“Kajja! Kita naik kedalam bis” ajak Jong In. “Kalian dating juga akhirnya. Kebetulan ada dua kursi kosong yang tersisa, duduklah!” ucap Lee seonsaengnim pada mereka –Jong In dan Sohee-.
Author POV end

Sohee POV
Mwo? Aku duduk disamping Jong In? Omona… kenapa jantungku berdegup cepat seperti ini? Ayo Sohee-ya! Kau tidak boleh gugup. “Duduklah! Kau mau berdiri terus disitu?” Jong In menyadarkan lamunanku.
“Ne… aku akan duduk” dengan jantung yang serasa akan copot *lebay* aku duduk disamping Jong In. bis mulai berjalan, perjalanan dari sekolahku menuju Pulau Jeju membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Daripada aku bosan, lebih baik aku mendengarkan mp3.


Hearts beat fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I’m afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away some how
One step closer~
I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid I have love you for a thousand years
I’ll love you for a thousand more

Aku mengambil sebuah kertas dari dalam sakuku, kertas yang selalu aku bawa. Hanya sebuah kertas dengan tulisan beberapa kata di dalamnya. Kugenggam kertas itu di tangan kiriku. Aku mengedarkan pandanganku ke jalanan kota. “Apa surge seindah dunia?” tanyaku dalam hati. Aku melirik ke arah Jong In, ia memejamkan matanya sambil memakai earphone di telinganya.
Sohee POV end
Author POV
Kepala Sohee di bagian belakang terasa berdenyut. Gadis itu meringis menahan sakit. “Omo…rasa sakit ini sama seperti waktu itu” gumam Sohee sambil menahan sakit. Sohee menyandarkan kepalanya ke bantalan kursi bis. “Omona… ini sakit sekali” ucapnya sangat lirih. Jong In yang berada disampingnya tidak mungkin mendengarnya, karena Jong In memakai earphone di telinganya.

Tiba-tiba muncul semua bayangan tentang Jong In, saat ia membuatkan sweater untuk Jong In, saat Jong In tersenyum, saat ia hanya bisa menatap Jong In dari jauh. Semua itu muncul di pikiran Sohee.
Gadis itu memejamkan matanya, ia melihat sebuah cahaya putih berdiri di hadapannya. Lidahnya kelu, ia –Sohee- tidak bisa berkata-kata. “Hari ini adalah waktumu Sohee-ya” cahaya putih itu berbisik di telinga Sohee. Gadis itu memejamkan matanya, tertidur untuk selamanya, kepalanya merosot dari bantalan kursi dan tersandar di bahu Jong In. Jong In kaget dan membuka matanya saat menyadari Sohee tertidur di bahunya. Jong In berniat hendak menggeser kepala Sohee, tapi entah kenapa ia merasa tak tega.
“Tidurmu pulas sekali…” batin Jong In, ia masih tidak tau bahwa yeoja yang tidur di bahunya saat ini sudah pergi meninggalkannya.

---oOo---

“Aku bahkan belum mengungkapkan perasaanku padanya” ucap roh seorang yeoja pada sebuah cahaya putih. “Namja itu akan tau nanti” cahaya itu menuntun roh yeoja itu untuk pergi ke tempatnya. Meninggalkan semua yang ada di dunianya dulu. Dunia dimana ia mencintai seorang namja bernama Jong In. Cinta yang tak pernah ia ungkapkan sama sekali.

#2 Jam Kemudian#

“Kita sudah sampai…” ucap Lee seonsaengnim dengan semangat. Jong In menoleh ke Sohee. “Gadis ini bahkan belum bangun” gumam Jong In. “Sohee-ya! Bangunlah… kita sudah sampai” Jong In mengguncang bahu Sohee pelan. Jong In kaget saat melihat wajah Sohee yang pucat.
“Sohee-ya! Bangunlah! Apa kau sakit?” Jong In mulai panik dan mengguncang tubuh Sohee kuat. Sontak murid-murid lain ikut panik melihatnya. Jong In memegang tangan kanan Sohee, mengecek denyut nadinya.
“Tidak Mungkin!! Aniyoooo!!” Jong In berteriak. Jong In kini menggenggam tangan kiri Sohee. Namun, ia menemukan sebuah gulungan kertas bertuliskan “I LOVE U K.J.I” Jong In tampak berpikir.
“K.J.I?” ia masih bingung. “Bukankah itu inisial namamu?” Yuri datang menghampiri Jong In. “Hah? Kim.Jong.In” Jong In membelalakkan matanya.
“Maksudmu, Sohee menyukaiku?” Jong In masih terkejut dengan semua ini. “Ne… Sohe adalah pengagum rahasiamu” jelas Yuri. “Jadi… sweater ini? Ini hadiah dari Sohee?” Jong In tampak frustasi. Yuri hanya menunduk. “Darimana kau tau tentang ini Yuri? Kau temanku tapi kau tidak pernah memberi tauku” Jong In meninggikan suaranya.
“Kau lupa Jong In-ah? Aku punya indra keenam dan aku tidak memberi taumu karena aku melihat dari wajah Sohee bahwa ia tidak ingin kau tau tentang perasaanya” Yuri mengelus bahu temannya itu, berusaha member semangat.
Jong In memeluk jasad Sohee, jasad yang sudah sangat pucat itu. Air mata tak bisa ditahannya lagi, ia menangis sembari memeluk gadis itu. Ya! Tanpa sadar Jong In juga memiliki perasaan yang sama seperti Sohee, tapi ia baru sadar setelah gadis itu pergi untuk selamanya.
“Sohee-ya… sa.. saranghae…”

-THE END-

Hwaaaaaaaa (o.O”)/ akhirnya selesai juga… gimana readers? Semoga menghibur ya -_-v mian atas typo yang bertebaran dan mian juga kalo gak dapet feelnya. Huwaaaaa! Author kasi nama Sohee, karena author suka nama ‘Sohee’ bukan karena bias author Sohee :D lagian kalo di WG author sukanya ama ‘Yubin’ #gak nanya thor. Gamsa ya readers udah mau baca FF author. Jeongmal Gamsahamnida :*

[FF] Late

Author :     Kwon Dae Moon
Judul:     LATE
Genre:     Sad, Friendship, Romance
Length:     Oneshoot
Rating:     All *yang penting bisa baca (-_-“)
Main cast:     Kim Joon Myun a.k.a Suho | Lee Yoomi (OC)
Support cast:     Byun Baekhyun |   Park Riyoo (OC)
Disclaimer: This FF is pure from my imagine =D FF angst ini mungkin gak akan bikin readers nangis karena author-nya masih abal-abal dalam hal ff angst -_-“ mianhae kalo gak dapet feelnya ya readers :D oKaiDo! Happy reading^^


-DON’T BASH. DON’T PLAGIAT. IT’S MINE-

Yoomi POV
“Suho-ssi…” aku memanggilnya sambil berlari. “Waeyo? Apa masih belum jelas eoh?” Suho menatapku kesal. “Aku… aku hanya…” aku menghentikan perkataanku. “Hanya apa? Bukankah sudah jelas, aku tidak menyukaimu jadi jangan menggangguku lagi! Dan hadiah itu… aku tidak mau menerimanya!” ucap Suho sinis. “Tapi…” belum selesai aku berbicara, Suho langsung pergi meninggalkanku.

Ya. Aku baru saja berkata jujur tentang perasaanku padanya. Aku menyukai Suho, aku juga memberinya hadiah, tapi ia menolak semuanya. Ia menolak hadiahku dan juga cintaku. Miris memang! Menyadari aku adalah seorang yeoja, dan aku benar-benar ceroboh karena menyatakan perasaanku pada Suho. Dimana harga dirimu Yoomi-ah?
---oOo---
Hari sudah sore. Murid-murid lain sudah pulang ke rumah masing-masing, tapi tidak denganku. Aku masih berada di sekolah, menikmati pemandangan sore di sekolah ini. Tempat pertama kali aku bertemu dengan Suho.
“Tuhan… bahagiakanlah orang-orang yang kucintai J” aku memanjaatkan doaku dibawah rindang pohon di belakang sekolah.

#Keesokan Harinya#
“Baekhyun-nie…” aku menghampiri Baekhyun yang sedang duduk sendirian. “Ne… waeyo Yoomi-ah?” tanyanya padaku. “Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu…” ucapku ragu. “Nde? Katakana saja! Aku akan mendengarkannya” balas Baekhyun.
“Emm… boleh aku meminta bantuanmu?” tanyaku dengan wajah harap-harap cemas. “Membantu dalam hal apa? Selama aku bisa aku akan membantumu” jawab Baekhyun. “Bisa kau berikan ini pada Suho?” ucapku sembari mengeluarkan sebuah surat dari tasku. “Ne… surat cinta ya?” Baekhyun tertawa kecil sambil menerima suratku. “Nanti kau juga tau” ucapku misterius.
“Baiklah! Gomawo Baekhyun-nie sudah mau membantuku. Ini untukmu!” aku tersenyum sambil memberikan sebuah gantungan kunci berbentuk kucing. “Wah… lucu sekali! Gomawo Yoomi” Baekhyun kelihatannya suka dengan hadiahku.
Aku bergegas menuju kelas karena pelajaran akan dimulai.

---oOo---
Choi seonsaengnim memasuki kelasku. Pelajaran matematika dimulai, Choi seonsaengnim mulai menjelaskan materi. Entah kenapa? Kepalaku terasa sakit. Sakit sekali! Pandanganku kabur dan tiba-tiba semua menjadi gelap.
Yoomi POV end

Author POV
Yoomi pingsan ketika pelajaran sedang berlangsung. Riyoo teman sebangkunya sontak kaget. “Yoomi-ah!” Riyoo menepuk-nepuk pipi Yoomi pelan. Murid-murid lain berkerumun di meja Yoomi. “Seonsaengnim! Cepat tolong Yoomi!”  teriak Riyoo.
@Hospital
“Bagaimana keadaannya dok?” Riyoo tampak sangat khawatir. “Ia menderita leukemia. Penyakitnya sudah parah, ia pingsan karena kelelahan dan stress” Riyoo benar-benar kaget mendengar penjelasan dokter.
---oOo---
Riyoo memantau Yoomi dari luar ruangan tempat Yoomi dirawat. “Kenapa kau tidak pernah memberitahuku tentang ini Yoomi-ah?” gumam Riyoo.
#5 Hari Kemudian#
Kelas Yoomi tampak hening, semua menundukkan kepala. “Lee Yoomi… kau gadis yang baik dan juga murid yang baik, ceria dan juga ramah. Kami selalu mendoakanmu, semoga kau tenang disana” Choi seonsaengnim memimpin murid-murid untuk berdoa. Ya! Hari ini tepat lima hari sesudah kepergian Yoomi.
---oOo---
“Riyoo-ah…” Suho berlari kea rah Riyoo. Riyoo hanya menatapnya bingung. “Aku ingin menanyakan sesuatu padamu” ucap Suho. “Silahkan! Tanyakan saja” balas Riyoo. “Lebih baik kita bicarakan di tempat lain” Suho mengajak Riyoo ke belakang sekolah. “Kenapa harus disini?” Tanya Riyoo bingung.
“Disini adalah tempat favorit Yoomi, aku ingin ia mendengarku berbicara disini” ucap Suho yang membuat Riyoo sedikit kaget. “Kenapa kau tau tentang itu? Kenapa kau membicarakan Yoomi?” gadis itu tampak penasaran. “Aku ingin tau, apa sakit yang diderita Yoomi? Mengapa ia pergi begitu cepat?” Suho.

“Yoomi menderita penyakit leukemia. Mungkin Tuhan berkehendak lain Suho-ssi, ia telah mengambil Yoomi dari orang-orang yang menyayanginya” Riyoo mencoba untuk tegar menceritakan tentang sahabatnya.
“Lee Yoomi… Mianhae…” Suho berlutut. Ia memegangi rerumputan yang tumbuh ditanah itu. Penuh penyesalan. “Maaf aku telah menyakitimu waktu itu…” ucapnya lagi dengan mata yang sudah berkaca-kaca. “Apa yang kau katakana Suho-ssi? Apa kau menyukai Yoomi?” Riyoo membulatkan matanya.
“… Ne… aku menyukainya! Tapi aku sudah terlambat untuk menyadarinya” Suho mengacak rambutnya frustasi. “Sudahlah Suho-ssi… jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku yakin Yoomi mendengar apa yang kau katakana tadi. Ia pasti senang mendengarnya” Riyoo mengelus punggung Suho pelan berusaha member semangat. “Kau mau menemaniku ke tempat peristirahatannya yang terakhir?” Suho tampak memohon. “Ne…” jawab Riyoo.
---oOo---

Murid-murid tampak sibuk membicarakan sesuatu sambil memegangi gantungan kunci berbentuk kucing. “Darimana kalian dapatkan itu?” Riyoo menghampiri kerumunan itu. “Ini ada di loker kami, entah siapa yang memberikannya” ucap salah satu yeoja yang ada di kerumunan itu. “Aku tau itu dari siapa?” seorang namja muncul sambil membawa gantungan kunci dengan bentuk yang sama.
“Itu pemberian dari Lee Yoomi. Ia ingin member kalian kenang-kenangan” jelas Baekhyun. “Darimana kau yakin kalau ini pemberian Yoomi?” Tanya seorang yeoja disitu. “Kalian tau sendiri kan, siapa murid di sekolah ini yang sangat suka mengoleksi barang ataupun aksesoris berbentuk kucing?” Baekhyun meyakinkan mereka. “Ia benar juga…” ucap murid-murid itu.
Author POV end
---oOo---
Suho POV
Aku duduk menyendiri dibawah pohon. Pohon ini, Yoomi sering duduk dibawah pohon ini sambil menatap langit. Aku selalu melihatnya saat itu. Entah kenapa aku merasa tenang melihat wajahnya.
“Suho…” seseorang memanggilku. Aku menoleh. “Baekhyun?”.
Ia tampak membawa sebuah surat dengan amplop bergambar kucing. “Ini untukmu!” ucap Baekhyun. Aku langsung mengambil surat itu kemudian membacanya.


Annyeong Suho-ssi^^. Maaf mengganggumu karena surat ini. Bagaimana keadaanmu sekarang? Semoga kau baik-baik saja… tujuanku menulis surat ini hanya satu! Aku ingin jujur tentang perasaanku. Waktu itu aku sudah pernah menyatakan perasaanku, aku minta maaf karena aku sudah membuatmu kesal waktu itu. Aku tau kau tidak menyukaiku^^ mana mungkin menyukai seorang gadis sepertiku. Ketika kau membaca ini, aku mungkin sudah berada di tempat lain, aku sudah bahagia. Aku bahagia karena akhirnya kau tidak terganggu oleh kehadiranku^^. Hanbeon deo! Jeongmal mianhaeyo karena sudah mengganggumu. Smile^^.
Lee Yoomi

“Aku akan berusaha untuk tersenyum. Demi kau Lee Yoomi…” ucapku sembari menggenggam kuat surat itu. Aku benar-benar bodoh! Aku menyia-nyiakan seorang yang telah mencintaiku dengan tulus. Aku malah melukai perasaannya, Lee Yoomi… kau harusnya mencintai namja lain! Bukan namja bodoh sepertiku.
---oOo---

Kubawa sebuket bunga mawar putih. Aku, Baekhyun, dan Riyoo berdiri disamping tempat peristirahatan terakhir Yoomi. ‘Lee Yoomi’ kutatap batu nisan dengan ukiran nama itu. Aku berusaha untuk menahan air yang sebentar lagi akan meluncur dari sudut mataku.
Kuletakkan buket bunga itu diatas ukiran namanya. “Katakan sesuatu padanya Suho-ssi…” ucap Baekhyun.
“Mianhae… aku terlambat menyadarinya, menyadari bahwa aku juga menyukaimu Yoomi-ah…” ucapku dengan wajah yang kutundukkan. “Gwaechana..” suara itu! Aku mendengarnya! Itu suara Yoomi.
Akh! Aku pasti terlalu merindukannya sampai berhalusinasi seperti ini. “Kau tidak berhalusinasi Suho-ssi! Ini aku! Lee Yoomi… aku hadir diantara hembusan angin disekitarmu.. aku hadir hanya untukmu..” suara itu lagi. Suara itu seperti nyata kudengar bersamaan dengan hembusan angin yang pelan. Apa benar ini Yoomi? Kuhirup pelan angin yang berhembus. “Saranghae Yoomi…” ucapku lirih.
“Gomawo-yo Suho-ssi…” balasnya. Sekarang aku yakin, Yoomi hadir di dekatku, selalu ada dihatiku. Aku mencintainya… walaupun aku terlambat. Percayalah! Jodoh dan maut ada di tangan Tuhan.

#NgumpetDiRambutChanyeol :o mianhae…!!! Alurnya banyak yang dipotong xD. Sudahlah! Author gak bisa ngemeng epe-epe (?) :D namanya juga belajar =D hehe! Mian ya readers kalo ceritanya kagak seru!! But, thanks udah sempetin mau baca ff author^^ gomawo #TebarJigongChanyeol