Author ::: Riska Junaini
Genre ::: Romance, Sad
Lenght ::: Oneshoot
Rate ::: Teen
Cast ::: Choi Junhong & Park Yoonji (OC)
~~~
Zelo POV
Aku duduk di dalam mobil, menunggu noonaku yang sedang mampir ke toko kue. “Lama sekali…” gumamku kesal. Akhirnya noonaku keluar sambil membawa dua kotak kue brownies kesukaanku. “Noona lama sekali.. aku bosan menunggu…” ucapku pada noonaku. “Kau ini! Kalau kau marah-marah lagi, aku tidak akan membagi kue ini untukmu” ancam noonaku. “Baiklah.. baiklah Sooyoung noona yang cantik” ucapku sambil tersenyum pada noonaku agar ia mau membagi kuenya untukku.
“Sudahlah! Cepat jalankan mobilnya” perintah noonaku. Aku yang menyetir mobil kali ini. Aku memperhatikan jalanan disini. “Hari ini jalanan sepi ya” ucap noonaku. “Ne… mungkin orang-orang sedang malas untuk keluar rumah karena cuaca terlalu dingin” jawabku.
Kulihat seorang yeoja berlarian di jalan. Ia tampaknya sedang dikejar oleh seseorang. “Zelo-ah… awas!” ucap noonaku. “SHIT!” ucapku sambil memutar kemudi mobil dengan cepat. Aku berhasil menghentikan mobilku dengan selamat, kulihat yeoja tadi berlari ke arah mobilku.
“Tuan… Tuan… tolong aku! Kumohon… selamatkan aku!” ucap yeoja itu sambil mengetuk-ngetuk kaca mobilku. “Zelo-ah! Suruh dia masuk” perintah noonaku. “Masuklah ke mobilku” perintahku pada yeoja itu. Dengan cepat ia membuka pintu mobilku dan menguncinya.
“Jeongmal gamsahamnida atas bantuannya.” Ucap yeoja itu padaku dan Sooyoung noona. “ Ada apa? Kau keliatan sangat ketakutan” tanyaku pada gadis itu. “Aku dikejar tiga orang penjahat. Aku dipaksa menikah dengan boss mereka karena orang tuaku terlilit hutang” jelas yeoja itu dengan mata berkaca-kaca. “Mwo? Itu keterlaluan!” ucapku. “Lalu… Bagaimana dengan orang tuamu? Dimana mereka?” tanyaku lagi. Gadis itu menunduk. “Eomma dan Appa-ku sudah meninggal” ucap gadis itu lirih.
Sooyoung noona menginjak kakiku pelan, memberi isyarat agar aku minta maaf pada gadis itu. “Eoh… Jeongmal mianhae… aku tidak bermaksud” ucapku penuh sesal. “Ne… kalian bias mengantarku ke panti asuhan di dekat sini. Karena aku tidak tau harus kemana lagi, aku tidak punya siapa-siapa” aku tidak tega mendengar penjelasan gadis itu. “Ani!! Tinggalah di rumah kami” ucap Sooyoung noona. “Tapi…” ucap gadis itu terhenti. “Tidak apa-apa. Kami tidak merasa direpotkan kok” ucap noonaku. “Gamsahamnida eonni…” ucap gadis itu sambil tersenyum.
DEG! Entah kenapa hatiku berdegup kencang saat melihat senyuman gadis itu. “Zelo-ah! Ayo jalankan mobilnya.. Cuaca makin dingin” ucap noonaku. “Ne” aku mulai menyetir. “Ngomong-ngomong siapa namamu?” Tanya noonaku pada gadis itu. “Park Yoonji imnida” ucapnya. “Oh… naneun Choi Sooyoung imnida” balas noonaku. “Dan ini adikku Choi Jun Hong, tapi dia lebih suka dipanggil Zelo karena itu nama panggilannya sejak kecil” jelas Sooyoung noona.
----oOo----
“Kau bisa tidur disini Yoonji” ucapku sambil mengantarnya ke kamar dirumahku. “Gomawo Zelo-ah…” ucapnya padaku. “Kau istirahatlah! Kalau ingin mandi, mandi saja. Kau bisa pakai baju noonaku… nanti aku akan memanggilmu jika makanan sudah siap” jelasku pada Yoonji. “Ne… jeongmal gomawo Zelo-ah!” ucap Yoonji sambil tersenyum. DEG! Lagi-lagi jantungku berdebar melihat senyumannya.
---oOo---
“Zelo-ah… dimana Yoonji?” Tanya noonaku. “Ia ada di kamar” jawabku. “Ajak ia makan, ia pasti lapar” perintah noonaku. Aku bergegas menuju kamar Yoonji. Kuketuk pelan pintu kamarnya. “Yoonji-ah…” panggilku pelan. Tidak ada jawaban darinya, kucoba membuka pintu kamarnya. Ternyata ia tidur, aku masuk ke kamarnya kemudian duduk di pinggir ranjangnya.
“Yoonji-ah… bangunlah… kajja kita makan” aku mengguncangkan tangannya pelan. “Eomma…” kudengar suara lirihnya. Apa ia sedang bermimpi?
“Eomma…” lagi-lagi Yoonji memanggil Eomma-nya. Kulihat wajahnya pucat, kupegang dahinya. “Omo… badannya panas, sepertinya Yoonji sakit” dengan segera aku pergi ke dapur untuk mengambil air dan kompres.
---oOo---
“Untuk apa itu Zelo-ah? Apa Yoonji sakit?” Tanya Sooyoung noona. “Ne… badannya panas dan ia memanggil-manggil eommanya tadi. Sepertinya ia merindukan eommanya” aku bergegas kembali ke kamar Yoonji.
Kuletakkan kompres itu diatas dahi Yoonji agar panasnya turun. “Yoonji-ah…” noonaku membangunkan Yoonji pelan. Yoonji perlahan membuka matanya. “Eonni…” ucapnya pelan. “Kau sakit. Kau juga belum makan… makanlah dulu! Biar aku suapi” tawarku pada Yoonji. “Aniyo… aku masih bisa makan sendiri. Tidak usah repot-repot Zelo-ah” Yoonji menolak. “Baiklah… noona keluar dulu ya, tolong jaga Yoonji ya Zelo-ah…” ucap noonaku kemudian pergi meninggalkanku berdua dengan Yoonji.
“Kajja! Makanlah…” ajakku. Yoonji melahap makanannya dengan semangat. Aku tersenyum melihatnya. Tiba-tiba ia melihatku. “Shit!” batinku dalam hati. Kenapa aku gugup sekali setiap Yoonji tersenyum maupun menatapku. “Zelo…” panggilnya. “Wae?” tanyaku. “Dimana orang tuamu? Aku belum bertemu dengan mereka, aku harus minta izin dulu..” tanyanya. “Eoh… orang tuaku tinggal diluar negeri karena urusan pekerjaan” jawabku.
#2 BULAN KEMUDIAN#
“Yoonji-ah… aku menyukaimu… saranghae” ucapku pada gadis yg berada di hadapanku sekarang. Ya… yeoja itu adalah Park Yoonji. “Zelo-ah…” ucap Yoonji terputus. “Ne? kau ingin mengatakan apa?” tanyaku penasaran. “Mmmm… nado saranghae Zelo-ah…” balas Yoonji padaku. Mendengar jawabannya aku sangat senang, kupeluk ia erat-erat.
“Zelo-ah… aku hanya memilikimu di dunia ini, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Kau janji tidak akan meninggalkanku kan?” Tanya Yoonji masih tetap dalam pelukanku. “You’re not alone chagiya…” jawabku sambil mengelus rambutnya. Ya! Dua bulan semenjak Yoonji tinggal di rumahku. Dan aku ternyata jatuh cinta padanya, dan ternyata Yoonji memiliki perasaan yang sama sepertiku.
---oOo---
“Yooonji-ah…” panggilku. “Waeyo Zelo-ah?” gadis itu menghampiriku dengan cepat. “Aku akan mengantar Sooyoung noona ke toko kue. Kau hati-hati ya dirumah!” pesanku padanya. “Ne… Zelo-ah!” Yoonji memanggilku sekarang. Aku menoleh. “Saranghae…” ucapnya pelan sambil tersenyum. “Nado Yoonji-ah…” balasku sambil tersenyum.
Zelo POV end
Yoonji POV
Aku sendirian dirumah, daripada aku mengganggur lebih baik aku menyiram bunga. “Permisi… annyeong haseyo…” sapa seseorang dari luar pagar. “Ne! tunggu sebentar! Aku akan kesana…” jawabku sambil bergegas menuju pagar. “Nuguseoyeo?” Tanya orang itu yang ternyata seorang yeoja. “Eoh… Park Yoonji imnida…” aku mengulurkan tanganku. “Park Jiyeon…” balasnya sinis dan mengacuhkan uluran tanganku. “Kau mencari siapa?” tanyaku. “Dimana Zelo?” balas Jiyeon.
“Zelo sedang mengantar Sooyoung eonni ke toko kue… masuklah ke dalam” ucapku. “Kau siapa? Kenapa kau ada dirumahnya? Apa kau pembantu disini?” tanyanya bertubi-tubi padaku. Kulihat wajahnya, tampaknya Jiyeon tidak suka padaku. “Aku temannya Zelo, aku sedang berkunjung ke rumahnya…” ucapku berbohong. “Kau sendiri?” tanyaku balik. “Aku yeojachingu-nya” jawab Jiyeon dengan tegas.
DEG! “Yeojachingu” gumamku dalam hati. Omo… rasanya hatiku sakit sekali mendengarnya. Apa benar Jiyeon dan Zelo berpacaran? Lalu kenapa Zelo menyatakan perasaannya padaku?
“Sudahlah! Tolong sampaikan pada Zelo! Aku menunggunya ditaman” ucapnya kemudian pergi. Tanpa terasa air mataku mengalir di pipiku. “Zelo-ah… kau pembohong!” ucapku terisak.
Yoonji POV end
---oOo---
Zelo POV
“Yoonji-ah…” panggilku sambil menelusuri ruangan rumah. “Yoonji-ah…” panggilku lagi sambil melihat ke kamarnya. “Noona!! Yoonji tidak ada di kamarnya” ucapku panik. “Mwo?” noonaku kaget. Sooyoung noona masuk ke kamar Yoonji. “Zelo-ah! Lihat ini” dengan segera aku menghampiri noonaku.
“Ada surat…” kuambil surat itu, dari Yoonji.
Zelo-ah… Sooyoung eonni… jeongmal gamsahamnida atas kebaikan hati kalian. Kalian sangat baik padaku. Aku tidak tau harus membalasnya dengan apa? Sudah dua bulan aku tinggal dirumah ini, kalian sangat ramah. Terimakasih sudah memberiku tempat berteduh selama ini J. Terimakasih untuk semuanya. Aku rasa sudah cukup, aku tidak ingin merepotkan Zelo dan eonni lagi. Aku akan hidup mandiri mulai sekarang. Untuk Sooyoung eonni… eonnni benar-benar seorang kakak yang baik^^ dan untuk Zelo… terimakasih sudah menjagaku. Pergilah ke taman! Ada yang menunggumu disana…
Annyeong eonni dan Zelo^^
Park Yoonji
Apa-apaan ini? Hatiku sangat tidak terima mengetahui Yoonji pergi meninggalkanku. “Kenapa kau pergi Yoonji? Bagaimana dengan cinta kita?” ucapki penuh emosi. Sooyoung noona memgelus punggungku pelan berusaha menenangkanku. “Zelo-ah… cepat pergi ke taman! Mungkin saja Yoonji menunggumu disana” perintah noonaku.
Dengan segera aku pergi ketaman. Kulihat seorang yeoja duduk di kursi taman itu. Tapi itu bukan Yoonji. “Hello…” sapaku terbata. “Hai Zelo-ah…” gadis itu berdiri kemudian memelukku. “Hey kau! Jiyeon! Apa-apaan kau ini?” kudorong tubuhnya kuat. “Kenapa Zelo-ah? Aku kan hanya melepas rindu padamu” ucap Jiyeon padaku.
“Tapi itu membuatku muak. Jadi kau yang memintaku datang kesini?” tanyaku. “Ne… tadi aku ke rumahmu, tapi kau tidak ada. Yang ada hanya seorang gadis bernama Yoonji. Apa dia pembantumu?” Tanya Jiyeon yang langsung membuatku naik darah.
“Yoonji bukan pembantuku! Ia yeojachingu-ku” jawabku tegas. “Mwo? Pantas saja ia keliatan kaget saat aku mengatakan kalau aku adalah yeojachingu-mu” jelas Jiyeon padaku. “Apa? Kau bilang padanya bahwa kau yeojachinguku?” tanyaku lagi. “Ne… kenapa?” Tanya Jiyeon dengan wajah bodohnya. “Pabo! Karena ucapanmu itu Yoonji pergi meninggalkanku. Kau benar-benar pabo Jiyeon-ah! Damn!” aku memarahi Jiyeon dengan penuh emosi.
Aku segera mengemudikan mobilku, berusaha menemukan Yoonji. Kususuri jalanan disini tapi aku tidak berhasil menemukannya. Akhirnya aku putuskan untuk pulang. “Saranghae Zelo-ah…” kata-kata itu muncul kembali di pikiranku. Ya… itulah kata-kata terakhir yang Yoonji ucapkan untukku.
@Home
“Bagaimana?” Tanya Sooyoung noona cemas. “Aku tidak menemukannya noona” jawabku lesu.
Zelo POV end
---oOo---
Yoonji POV
Kususuri jalan-jalan sepi ini. Aku tidak tau haruus pergi kemana, saat ini hanya satu yang kupikirkan yaitu Zelo. Sungguh! Aku sangat mencintainya. “You’re not alone chagiya” kalimat itu kembali terlintas di pikiranku. Kulihat ada sebuah sekolah taman kanak-kanak, dan disitu ada lowongan pekerjaan sebagai guru seni. “Lebih baik aku mencobanya” ucapku semangat.
---oOo---
#1 Tahun kemudian#
Kususuri barisan-barisan makam ditempat ini. “Itu rumah eomma” ucapku semangat. Aku berjalan menuju makam eommaku. “Eomma…” panggilku. “Aku bawakan bunga untukmu eomma…” ucapku pada batu nisan yang bertuliskan nama eommaku. “Eomma… aku berhasil! Aku berhasil mengejar cita-citaku sebagai guru seni di sebuah sekolah. Eomma bangga kan padaku?” aku tersenyum. “Tapi eomma… ada satu hal yang belum aku miliki…” ucapku lagi.
Air mata mengumpul di sudut mataku dan aku tak kuasa untuk menahannya. “Hiks… Hiks… aku mencintai namja itu! Namja bernama Zelo. Tapi ia sudah memiliki yeoja lain yang lebih cantik dariku eomma. Sampai sekarang aku masih mencintainya” ucapku sedikit terisak.
“Kau lebih cantik dari yeoja itu Yoonji-ah” aku mendengar suara seseorang. Dengan cepat kuhapus air mataku kasar, aku menoleh kea rah suara itu. “Zelo…?” aku terkejut. Zelo langsung memelukku erat. “Neomu bogoshipeo Yoonji-ah…” ucapnya lirih. “Zelo? Apa benar ini kau?” tanyaku masih tak percaya. “Ne! ini aku Choi Jun Hong… namjachingumu” ia menatap mataku lekat.
Aku tak bisa berkata-kata, kupeluk erat ia. “Mianhae karena aku pergi tanpa pamit padamu…” ucapku penuh sesal.
“Ssssttt…” Zelo menenangkanku. “Kau pergi karena suatu kesalahpahaman.” Terang Zelo. “Maksudmu? Lalu Jiyeon itu siapamu?” tanyaku. “Dia hanya teman masa kecilku. Dia memang centil, tapi sungguh! Aku tidak pernah berpacaran dengannya” Zelo membentuk huruf V dengan dua jari tangan kanannya.
“Kau tidak bohong kan?” tanyaku memastikan. “Aku tidak akan membohongimu Yoonji-ah…” ucap Zelo kemudian mengecup keningku. Zelo menatapku “You’re not alone chagiya…” ucapnya. Aku tersenyum. Dihadapan makam eommaku aku kembali menemukan namja yang kucintai^^.
-FIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap untuk tidak berpromosi di kolom komentar dan berilah komentar dengan bahasa yang santun - Owner