Author: @riskaa_jun
Judul: Three
Years
Genre: Angst
Length: Oneshoot
Rating: General
Main cast:
·
Park Chanyeol
·
Lee Hyeri (OFC)
Support cast:
·
Lee Hyemi (OFC)
·
Kim Joon Myun as Doctor
·
And Others
MINE! Cerita ini murni dari otak saya dan jika ada kesamaan
alur dengan FF lain itu hanyalah sebuah kebetulan semata tanpa ada unsur
kesengajaan. FF ini saya tulis untuk menghibur para readers dan juga untuk
menyalurkan hobi saya dalam hal tulis-menulis. Dilarang copas FF ini tanpa
seizin saya. Saya hanya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan
saya tidak menerima yang namanya bashing ._. Mianhae kalo banyak typo, cerita
gak jelas, gak dapet feel dsb. But, Gomawo udah mau baca FF saya^^
Happy reading~~~~~
-DON’T BASH. DON’T PLAGIAT. IT’S MINE-
Author POV
Desiran ombak perlahan menyapu pinggiran pantai di
Pulau Jeju. Matahari mulai mencari tempat untuk menyembunyikan sinar terangnya.
Hanya ada segelintir orang yang sedang menyaksikan momen matahari terbenam yang
benar-benar memanjakan mata. Seorang namja bertubuh jangkung berdiri di
pinggiran pantai membiarkan kaki panjangnya basah terkena desiran ombak kecil.
Matanya tak lari dari pemandangan indah itu. Ia mengangkat tangan kanannya
seolah ingin menggapai matahari yang sebentar lagi akan hilang dari
pandangannya. Sorot matanya menunjukkan sebuah penyesalan dan kehampaan saat
matahari benar-benar sudah tenggelam. Ia mulai melangkahkan kaki panjangnya
menelusuri Pulau Jeju. Langkahnya terhenti saat ia tiba di sebuah batu besar
yang terdampar di pinggir pantai. Ia termenung.
Flashback On
“Kenapa kau membawaku kemari Hyeri-ah?” tanya seorang
namja jangkung yang tampak bingung dan menatap sebuah batu besar yang terhampar
di pinggir pantai. “Eumm…Aku ingin mengatakan sesuatu padamu” ucap yeoja yang
dipanggil Hyeri itu. “Park Chanyeol, kita sudah lulus SMA dan akan melanjutkan
ke Universitas pilihan kita masing-masing. Kita mungkin tidak akan bertemu lagi
dan…” Hyeri menghentikan kalimatnya. Chanyeol masih menatap Hyeri intens. Ia
sangat penasaran akan apa yang ingin diucapkan Hyeri. “Selama tiga tahun kita
menjadi teman sekelas. Aku sangat berterima kasih padamu karena kau sangat
sering membantuku. Kau adalah orang yang lucu dan aku…” Hyeri lagi-lagi
menghentikan kalimatnya dan tampak memikirkan sesuatu. Entah kenapa, Chanyeol
berdebar-debar mendengarkan setiap ucapan Hyeri. Hyeri memejamkan matanya dan
mengepalkan tangannya seolah menahan sesuatu. “Aku menyukaimu Chanyeol-ah…”
ucap Hyeri lirih namun Chanyeol masih bisa mendengarnya. Mata Chanyeol membulat
sempurna mendengar pengakuan Hyeri. “Sudah tiga tahun aku memendamnya dan aku
memberanikan diri untuk mengatakannya sekarang karena aku takut, aku takut
tidak bisa bertemu denganmu lagi. Aku tidak peduli jika kau menganggapku yeoja
yang tidak tau malu tapi aku benar-benar serius mengatakan ini padamu” Hyeri
mengutarakan semua perasaannya. Tangannya masih mengepal menahan semua rasa
gugupnya. “Mianhae Hyeri-ah…” ucap Chanyeol. Hyeri langsung menatap Chanyeol
dengan raut wajah shock. “Aku sudah punya yeojachingu” ungkap Chanyeol. Kedua
mata Hyeri tampak berkaca-kaca mendengar ucapan Chanyeol barusan tapi sekuat
mungkin ia menahan dirinya agar tidak menangis di depan Chanyeol.
“Oh…Chukkaeyo…Semoga kau dan yeojachingumu bahagia. Aku…Aku pergi dulu ne” ucap
Hyeri terbata-bata kemudian pergi meninggalkan Chanyeol. Hyeri tak kuasa
menahan tangisnya, ia bersandar di sebuah pohon besar, melipat kakinya dan
membenamkan wajahnya diantara kedua kakinya. “Hiks…Hiks...Saranghae Chanyeol-ah~”
lirih Hyeri dengan isakan tangisnya.
Flashback Off
“Aku menyesal sudah berbohong padamu” lirih Chanyeol.
“Ini sudah tiga tahun semenjak kau mengatakan semuanya padaku, dan aku tidak
pernah bertemu denganmu lagi. Kau kemana Hyeri-ah?” lirih Chanyeol lagi. Matanya
yang indah kini tampak sendu.
*JYJ
– In Heaven*
Even
if I regret, it’s too late
I can’t see you anymore
The tears of the shadows of my memories are watching over that place
I can’t see you anymore
The tears of the shadows of my memories are watching over that place
“Drrrtt…Drrrtt”
From:
Yura noona
Chanyeolie, kau dimana? Apa kau sudah mempersiapkan barang-barangmu untuk besok? Cepatlah pulang, Eomma khawatir
Chanyeolie, kau dimana? Apa kau sudah mempersiapkan barang-barangmu untuk besok? Cepatlah pulang, Eomma khawatir
Chanyeol segera melangkahkan kakinya meninggalkan semua
kenangan di Pulau Jeju yang indah. “Selamat tinggal Jeju” ucapnya kemudian
melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
---oOo---
“Kenapa harus di Jepang noona?” tanya Chanyeol pada
noonanya yang tengah sibuk menenteng koper. “Ada temanku yang bekerja di salah
satu rumah sakit ternama disana. Dimanapun tempatnya yang terpenting adalah
Appa sembuh setelah melakukan operasi” ucap Yura. Setelah duduk di dalam
pesawat, mata Chanyeol tak henti-hentinya memandangi Incheon Airport. Ia
berharap bisa menemukan Hyeri sebelum ia pergi ke Jepang walaupun ia tau
peluang untuk menemukan Hyeri disini sangat kecil atau bahkan tidak mungkin. “Kau
benar Hyeri-ah..Kita tidak akan bertemu lagi” batin Chanyeol. Yura hanya
menatap sendu adiknya. “Kau sepertinya sangat tidak rela meninggalkan Korea”
ucap Yura. Chanyeol hanya tersenyum tipis dan menghembuskan nafasnya kasar.
---oOo---
@Japan #Rumah sakit#
Chanyeol terus saja mengekori kakaknya kemanapun sang
kakak pergi. “Kau duduk saja disana” ucap Yura menunjuk sebuah kursi kosong.
“Aniyo, aku takut dengan mereka noona. Aku tidak mengerti apa yang mereka
bicarakan” ucap Chanyeol dengan wajah takutnya yang lucu. “Kau tidak bisa
mengekoriku seperti ini?” ucap Yura. Chanyeol akhirnya menurut dan duduk di
kursi tempat para keluarga pasien menunggu. Chanyeol menyibukkan diri dengan
bermain games di ponselnya.
“Dokter Kim, bisa kita bicara sebentar?” ucap seorang
yeoja. “Dokter Kim? Bukankah itu orang Korea? Apa itu teman noonaku?” gumam
Chanyeol. Matanya mencari sosok yang dipanggil dokter Kim itu. Namun…
“DEG”
Mata Chanyeol membulat sempurna saat melihat yeoja yang
sedang bicara dengan dokter Kim. Jantung namja itu benar-benar bekerja tidak
normal. Ia mencubit pipinya untuk meyakinkan kalau ia tidak sedang bermimpi
sekarang. “Hyeri?” gumamnya. Yeoja itu kemudian pergi dengan terburu-buru
setelah bicara dengan dokter Kim. Dengan segera Chanyeol mengikuti langkah
yeoja itu. “Apa dia benar Hyeri? Atau hanya mirip?” batin Chanyeol. Yeoja itu
masuk ke dalam sebuah ruangan yang tampak sangat sepi. Chanyeol menunggu yeoja
itu di luar. Sesekali ia mengintip melalui kaca pintu yang buram.
“Eoh” Chanyeol terkejut saat tiba-tiba yeoja itu
keluar. “Eoh. Mianhae…Nuguya?” tanya yeoja itu dengan raut wajah bingung. “Ia
tidak mengenalku?” batin Chanyeol. “Eum…Park Chanyeol imnida” ucap Chanyeol.
Yeoja itu menatap Chanyeol penuh tanda tanya. “Eum, apa kau Lee Hyeri?” Chanyeol
memberanikan diri. Yeoja itu menggelengkan kepalanya. “Lee Hyemi imnida.
Sepertinya kau mencari adikku” ucap yeoja bernama Hyemi itu. “Eoh? Adikmu?” Chanyeol
masih bingung. “Hyeri adalah kembaranku. Aku lahir lebih dulu darinya” jelas
Hyemi. “Kau temannya?” tebak Hyemi. Chanyeol hanya menjawabnya dengan sebuah
anggukan. “Dimana Hyeri?” ucap Chanyeol to the point. Hyemi menunduk, raut
wajahnya berubah.
---oOo---
*JYJ
– In Heaven*
Don’t
you know how much I love you?
Can’t you show that love to me right now?
I love you…
Can’t we love again?
Can’t you show that love to me right now?
I love you…
Can’t we love again?
Chanyeol menatap jasad Hyeri yang terbaring di ranjang
rumah sakit. Ia tak menyangka akan bertemu dengan Hyeri dalam keadaan seperti
ini. Hatinya pedih melihat tubuh Hyeri yang dipenuhi alat-alat bantu rumah
sakit. Alat itu masih berbunyi menunjukkan jantung Hyeri masih bekerja.
Memorinya kembali memutar tentang kenangannya bersama Hyeri.
Flashback On
Chanyeol duduk di bawah pohon besar sambil memainkan
gitarnya menghasilkan melodi-melodi yang indah. “Kenapa kau hanya memainkan
gitarnya? Bukankah akan lebih menarik jika diikuti dengan sebuah nyanyian?”
Hyeri muncul dari balik pohon besar itu sambil menenteng sebuah kotak makanan.
“Woah, kau tau saja kalau aku lapar” tangan Chanyeol bergerak untuk meraih
kotak bekal yang dibawa Hyeri namun Hyeri segera menepisnya. “Aku akan membagi
makanan ini untukmu asalkan kau mau menyanyikan satu lagu saja” pinta Hyeri.
“Baiklah, kau mau aku menyanyikan lagu apa?” tanya Chanyeol. “Eumm…terserah
padamu saja” ucapnya.
Flashback Off
Tatapan namja itu kini terlihat kosong. Raganya memang
sedang duduk di samping ranjang Hyeri namun jiwa namja itu melayang ke masa
lalu. “Kau menatapku sangat serius saat aku memainkan gitar waktu itu” batin
Chanyeol. Chanyeol menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
Ia terus melakukan itu agar rasa sesak di dadanya berkurang. “Bagaimana Hyeri
bisa seperti ini?” tanya Chanyeol memecah kesunyian di ruangan itu. Hyemi
menatap jasad Hyeri sejenak.
Flashback On
Hyeri menatap kosong jalanan yang ia lalui. Ia tidak
tau kemana tujuannya, ia hanya mengikuti kemana kakinya melangkah. Kedua
matanya sembap. “Chanyeol-ah…Harusnya aku lebih cepat mengutarakan perasaanku
padamu” gumamnya. Ia mengambil ponsel di dalam tas kecil yang ia bawa. Hyemi
sang kakak menelponnya.
“Yeoboseyo”
“…”
“Aku sedang jalan-jalan”
“…”
“Aku juga merindukanmu Hyemi, aku janji aku akan ke Jepang”
“…”
“Ne cheonmaneyo. Aku senang kau jadi murid terbaik disana”
“…”
“Gwaechana, aku sedikit sakit karena itu suaraku serak”
“…”
“Berjanjilah kau tidak akan menangis saat aku tiba di Jepang”
“…”
“Aku sedang jalan-jalan”
“…”
“Aku juga merindukanmu Hyemi, aku janji aku akan ke Jepang”
“…”
“Ne cheonmaneyo. Aku senang kau jadi murid terbaik disana”
“…”
“Gwaechana, aku sedikit sakit karena itu suaraku serak”
“…”
“Berjanjilah kau tidak akan menangis saat aku tiba di Jepang”
Hyeri kembali seperti tadi. Pandangannya kosong. Ia
masih menggenggam ponselnya di tangan kanannya. Ia mulai menyeberang jalan
tanpa memperhatikan keadaan.
“BRUKK”
Flashback Off
Hyemi menangis terisak saat menceritakan kejadian itu.
“Aku tidak bisa menepati janjiku pada Hyeri” Hyemi menghapus kasar air matanya
yang membanjiri pipi mulusnya. “Aku berjanji agar tidak menangis saat bertemu
dengannya di Jepang. Tapi saat itu, bagaimana mungkin aku bisa menahan tangis
saat aku melihat adikku datang dalam
keadaan seperti ini” Hyemi kembali menghapus air matanya yang terus saja
mengalir. “Ia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk masuk Universitas” Hyemi
mulai menenangkan dirinya. “Bisa kau berikan aku waktu untuk berdua dengannya?”
pinta Chanyeol. Hyemi mengangguk dan melangkahkan kakinya keluar, meninggalkan
Chanyeol dan Hyeri berdua. Chanyeol duduk di tepi ranjang dan menggenggam
tangan Hyeri yang dingin. “Kau kedinginan Hyeri-ah” ucap Chanyeol. Ia
benar-benar sakit melihat Hyeri seperti ini. Tangan Chanyeol kini menyentuh
lembut pipi Hyeri yang dingin. “Apa kau akan terus tidur seperti ini? Kau tidak
ingin melihatku Hyeri-ah? Lihat, aku ada disampingmu sekarang” suara Chanyeol
mulai terdengar parau karena menahan tangis.
Author POV end
Chanyeol POV
Tuhan kumohon, aku tidak ingin melihat keadaan ini.
Tarik semua ucapanku. Aku lebih baik tidak bertemu dengan Hyeri daripada aku
harus bertemu dengannya dalam keadaan seperti ini. Aku ingin menatap mata indah
milik Hyeri yang selalu berbinar saat sedang menatapku tapi untuk saat ini itu
tidak mungkin. “Hyeri-ah, Mianhae karena aku sudah membohongimu waktu itu. Aku
juga memiliki perasaan yang sama sepertimu hanya saja aku merasa belum siap
untuk menjadi namjachingumu. Aku tidak ingin bermain-main denganmu karena kau
cinta pertamaku. Aku ingin menjagamu dan melindungimu dan waktu itu aku belum
siap. Aku tidak tau kalau tindakan bodohku ini benar-benar melukai perasaanmu.
Jeongmal mianhae Hyeri-ah…Aku tau kau mendengarku. Saranghae Lee Hyeri~”
kuutarakan semua perasaanku yang sebenarnya dan membisikkannya pada telinga
Hyeri. Kudekatkan wajahku pada wajah Hyeri kemudian mengecup keningnya.
5 detik…
10 detik…
15 detik…
20 detik…
5 detik…
10 detik…
15 detik…
20 detik…
Chanyeol POV end
Author POV
Bulir-bulir air mata mulai mengalir perlahan di pipi
Chanyeol. Setetes air matanya jatuh tepat di mata Hyeri. Chanyeol memejamkan
matanya, bulir-bulir bening itu kini membanjiri pipinya kemudian berjatuhan di
wajah pucat Hyeri. Chanyeol berdiri dan menghapus kasar air matanya kemudian
berlari keluar meninggalkan ruangan itu. “Chanyeol-ah! Kau mau kemana?” teriak
Hyemi memanggil Chanyeol namun namja itu tidak menggubrisnya.
---oOo---
“Yaaa Park Chanyeol! Kau kemana saja? Aku mencarimu”
ucap Yura saat melihat Chanyeol yang terlihat aneh. “Noona” Chanyeol memeluk
noonanya erat. Semakin lama ia semakin mengeratkan pelukannya. “Wae?” tanya
Yura masih dalam pelukan sang adik. “Aku menyayangimu, Eomma dan juga Appa.
Maafkan semua kesalahanku selama ini” ucap Chanyeol yang membuat Yura bingung
sekaligus takut. “Kenapa kau mengatakan itu?” tanya Yura. “Aku takut aku tidak
sempat mengatakannya pada kalian” jawab Chanyeol masih memeluk Yura. Yura mengelus
rambut Chanyeol “Tenanglah…kau jangan bicara seperti itu” ucap Yura khawatir.
Chanyeol melepas pelukannya dan berjalan meninggalkan sang kakak. “Kau mau
kemana?” tanya Yura. “Aku ingin menyendiri noona” jawab Chanyeol dengan sebuah
senyuman manis.
---oOo---
@Korea
“Dokter Kim, jeongmal gamsahamnida karena sudah merawat
adikku selama tiga tahun. Kau tidak pernah menyerah untuk mengobati adikku
meskipun kau tau peluang ia sembuh sangat kecil. Sekali lagi jeongmal
gamsahmnida Dokter Kim” Hyemi membungkukkan badannya dan tersenyum pada Dokter
Kim. “Kau harus tersenyum seperti ini agar Hyeri senang” ucap Dokter Kim. “Ne”
Hyemi mengangguk. “Oh iya, ini ada kenang-kenangan dari Hyeri. Ia sangat
berterima kasih pada Dokter Kim karena sudah merawatnya selama tiga tahun ini”
ucap Hyemi sembari memberikan sebuah sketsa wajah Dokter Kim yang Hyeri buat
dengan tangannya sendiri.
---oOo---
“Aku senang bisa mendengar suaramu Hyeri-ah” ucap
Hyemi. “Aku juga berterima kasih padamu Park Chanyeol…Karena kau akhirnya Hyeri
terbangun dari tidur pulasnya walaupun hanya beberapa jam” ucap Hyemi lagi.
Hyemi meletakkan satu buket bunga di sebuah gundukan tanah dan satu buket bunga
lagi di tanah yang satunya.
LEE HYERI – 27 Desember 1992
PARK CHANYEOL – 27 November 1992
PARK CHANYEOL – 27 November 1992
“Tanggal lahir kalian bahkan sama, kalian pergi karena
sama-sama mengalami kecelakaan dan kalian juga pergi ke surga bersama” ucap
Yura yang berdiri disamping makam Chanyeol. Ia mengelus papan nama bertuliskan
nama adiknya dan tersenyum untuk merelakan kepergian adiknya. “Aku akan terus
mengingat senyuman terakhirmu adikku” ucapYura dan Hyemi bersamaan.
---oOo---
*JYJ
– In Heaven*
I’m
sorry but I’ll leave now
following your footsteps
following the road with no end
as I wander to find you
I will lose you and be sad
following your footsteps
following the road with no end
as I wander to find you
I will lose you and be sad
“Kau masih mencintaiku?”
“Tentu saja. Hatiku masih untukmu…sama seperti tiga tahun lalu”
“Kau tidak menanyakan tentang perasaanku Hyeri-ah?”
“Aku sudah dengar semuanya Chanyeol-ah”
“Apa aku masih terlihat tampan saat menangis?”
“Yakkk, kau masih saja seperti dulu”
“Hyeri-ah…Kau sudah memendam perasaanmu selama tiga tahun, kau menunggu kedatanganku selama tiga tahun, sekarang…aku akan bayar semua pengorbananmu. Aku bisa menjagamu selamanya sekarang”
“Hihi, kau lucu saat sedang merayuku seperti ini”
“Yaaak! Aku serius…”
“Tentu saja. Hatiku masih untukmu…sama seperti tiga tahun lalu”
“Kau tidak menanyakan tentang perasaanku Hyeri-ah?”
“Aku sudah dengar semuanya Chanyeol-ah”
“Apa aku masih terlihat tampan saat menangis?”
“Yakkk, kau masih saja seperti dulu”
“Hyeri-ah…Kau sudah memendam perasaanmu selama tiga tahun, kau menunggu kedatanganku selama tiga tahun, sekarang…aku akan bayar semua pengorbananmu. Aku bisa menjagamu selamanya sekarang”
“Hihi, kau lucu saat sedang merayuku seperti ini”
“Yaaak! Aku serius…”
Quotes:
Jodoh itu rahasia Tuhan. Tuhan punya cara sendiri untuk
mempertemukan kita dengan jodoh kita. Jika di dunia ini kita tidak bisa bersama
dengannya maka yakinlah bahwa kita akan bersama dengannya di surga nanti. The
real love is never erased by time^^)9
THE
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap untuk tidak berpromosi di kolom komentar dan berilah komentar dengan bahasa yang santun - Owner